Bagiku, kekaguman itu ialah suatu rasa yang datang dari ketulusan, didalamnya ada sebuah pengharapan cinta yang mengikat. Hal ini bukan suatu ilusi yang tak bertepi, bukanlah suatu emosi sesaat yang datang sepintas, kemudian pergi. Nah singkatnya seperti inilah makna kekaguman itu, bagi diriku.Â
Ya karena, lama memendam kekaguman, pada akhirnya aku meminta pendapat kepada orang yang aku kagumi itu, kira-kira percakapan kami terjadi demikian:Â
"Begini sahabat, aku saat ini mengalami suatu kekaguman pada seseorang. Dalam perasaan itu aku bergulat, takut untuk mengatakannya. Bagaimana menurutmu, apakah aku harus jujur dengan orangnya?"
 "Sahabat mencintai dan mengagumi itu adalah hal yang perlu disyukuri. Kita adalah manusia yang juga secara manusiawi membutuhkan perhatian bahkan cinta dari seseorang.Â
"Tapi saat itulah kita diajak untuk menerima perasaan kita dan menyadari perasaan kita. Sahabat, ingat keterbukaan itu sangaat perlu untuk akan menghantar kita menuju kepastian. Sebaiknya kamu terbuka saja. Â Kita tidak harus memiliki tapi bisa menjadi sahabat rohani yang saling menguatkan."
"terimakasih sahabat atas saran dan nasehatmu. Betul apa yang engkau katakana bahwa cinta itu harus disyukuri, walaupun membawa diri ini jatuh dalam pergulatan."
Setelah aku melakukan percakapan dengan orang dengan orangnya sendiri, aku mengambil waktu untuk merenung sejenak. Apakah aku harus mengungkapkan yang sesungguhnya atau memilih mengagumi Si Senja dalam diam saja.Â
Dua pilihan ini berada dalam keputusan bebasku, sebagai orang yang mengagumi. Waktuku merenung kira-kira sepuluh hari, untuk menimbang-nimbang sebuah pilihan itu.Â
Dan hingga tiba pada saat yang telah ditentukan, aku memilih untuk jujur mengungkapkan kekagumanku kepada Si Senja. Â
Aku mengatakan kepadanya: "jika boleh jujur, orang aku yang maksud dalam percakapan kemari itu, adalah kamu, aku menaruh kekaguman pada dirimu." Â
Mendengar hal, ia langsung menjawab: "Sahabat, saya berterimakasih kepadamu karena telah mengagumi saya, dan mau mengungkapkannya." Mendengar ungkapan itu, perasaanku bercampur aduk, pada intinya aku mengalami sebuah kebahagiaan yang tak terhingga. Â