Mohon tunggu...
Albertus Aditya Hermawan
Albertus Aditya Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seseorang yang ingin mengetahui banyak hal unik

Seseorang yang ingin memperbanyak ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generalisasi Sejarah

6 Desember 2021   00:05 Diperbarui: 6 Desember 2021   00:45 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

GENERALISASI SEJARAH

Berasal dari bahasa latin (generalis) artinya umum. Generalisasi artinya pekerjaan yang menyimpulkan dari khusus ke umum. Hal ini sudah diselidiki oleh peneliti-peneliti sebelumnya. 

Hal tersebut (generalisasi) bisa dibuat sebagai hipotesis yang bersifat deskriptif, yang artinya dugaan yang bersifat sementara. Tapi, sejarah merupakan ilmu yang memacu keunikan, artinya tidak boleh hanya didasarkan asumsi umum untuk seluruh penelitian. Generalisasi Sejarah dibagi 2 jenis yaitu, saintifikasi, dan simplifikasi.

Saintifikasi

Bersifat kesimpulan umum, karena menjadi tumpuan generalisasi. Dalam sejarah, kita juga kenal namanya perkembangan masyarakat dalam generalisasi. Generalisasi sejarah biasanya digunakan untuk meneliti teori-teori yang luas.

Simplifikasi

Diperlukan agar sejarawan bisa melakukan analisis dan disederhanakan. Penyederhanaannya juga ditentukan lewat bacaan dan menuntun sejarawan untuk mencari data, sumber, kritik, penulisan, dan interpretasi.

Macam-Macam Generalisasi:

Generalisasi Konseptual

Merupakan konsep yang menggambarkan kenyataan. Saat orang menyatakan "revolusi" dan bukan lainnya, contohnya "pemogokan", "pemberontakan" maka gambarannya adalah darah, pertempuran, orang yang diadili massa, pembelotan dan pergantian pemimpin. Orang dapat menggunakan istilah "revolusi sosial", "revolusi damai", "revolusi petani", dan sebagainya. Hal tersebut adalah konotasi dan denotasi itu sendiri.

Generalisasi Personal

Adalah cara pikir untuk menyamakan bagian dengan semua/pars pro toto. Hal tersebut juga dipikir seperti itu. Contoh, Pan Islamisme adalah Jamaluddin Al-Maghani, Svadeshi di India adalah Gandhi, Muhammad Abduh Pembaharuan Islam Mesir, Soekarno-Hatta hubungan dengan kemerdekaan, Soeharto pada masa orde baru. 

Hal ini meniadakan perannya orang lain. Dalam sejarah, mengidentik peristiwa-peristiwa dengan Pahlawan yang disebut pula dengan hero worship atau Pahlawan Dalam Sejarah. Istilah social force atau disebut pula kekuatan sosial, mengatakan bahwa masing-masing penyebab perubahan sejarah adalah perubahan sosial.

Generalisasi Tematik

Kebanyakan judul buku sama dengan topiknya. Buku Mahatma Gandhi pada tahun 1869-1948 menceritakan mirip judulnya yaitu menyatakan kebenaran. Buku berisi kisah hidup Mahatma Gandhi selama perjuangannya, usahanya bersama buruh India saat di negara Afrika, dan perjuangan di negara India itu sendiri. 

Demikian juga buku mengenai Presiden Soeharto, Anak Desa, O.G. Roeder, yang menggambarkan bahwa hakikat presiden itu adalah anak desa. Profil itu tidak jauh dari fakta, karena keakraban presiden dengan anak kecil. Sehingga serasa membuat kesimpulan psikologi Presiden Soeharto.

Generalisasi Spatial

Seringkali kita membikin generalisasi tentang 4. Setiap hari, kita sering membuktikan hal itu. Orang pendatang/luar kota pasti membayangkan jika tiap hari makanan masyarakat Jogja adalah "kolak kedelai" namanya tempe bacem. Berdasarkan tersebut mengatakan bahwa generalisasi spatial merupakan generalisasi yang berdasarkan tempat. 

Kata tersebut sering dipakai arah kata yaitu utara, selatan, timur, barat. Contohnya, Jepang, Korea, Cina/Tiongkok, Macau, Hong Kong, dan Taiwan seringkali kita menyebutnya Asia Timur, sedangkan Asia Barat untuk Turki, Iran, Arab. Untuk Asia Selatan untuk negara India, Bangladesh, Pakistan, Srilanka, dan Maladewa, lalu Asia Tenggara untuk ASEAN.

Generalisasi Periodik

Disebut pula generalisasi temporal, karena keterkaitan erat dengan periodisasi sejarah. Tergantung juga yang ditulis jenis sejarah dan juga pandangan orang yang melihat. Kita juga membuat resume untuk sebuah periode. Pada zaman pertengahan di Eropa, seringkali cenderung memakai Kitab Suci sebagai pemikirannya. "Kehidupan dalam Keraton Solo" yang ditulis oleh Disertasi Darsiti Soeratman pada tahun 1830-1939, memerlukan generalisasi tentang sosbud keraton yang dibicarakan periodenya.

Generalisasi Sosial

Adalah pengelompokan masyarakat yang terjadi di kalangan kelompok sosial. Kalau menulis kelompok sosial kita sudah mikir timbulan generalisasi. Petani memiliki konotasi bermacam-macam, sesuai waktu yang dibicarakan. Zaman dahulu petani berhubungan dengan tanah dan sawah yang jalan hidupnya memiliki usaha. Jika kita membahas petani yand ada di Indonesia, abad 19, merupakan tradisi bagian keseluruhan masyarakat, terutama di 2 Kerajaan Jawa, Solo dan Jogja.

Generalisasi Kausal

Adalah generalisasi yang berhubungan dengan kesinambungan perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah. Hal itu disebut pula generasi kausal. Kita juga sering membuat resume umum tentang penyebab orang berubah. Banyak faktor-faktor yang seringkali ditunjuk masalah tahta, moral, ekonomi, dan sebagainya. Kalu orang memastikan 1 saja penyebabnya yaitu deternisme, bersifat filosofis jenisnya 2 yaitu materialisme dan idealisme. Materialisme beranggapan bahwa materi yang menjalankn sejarah, sedangkan idealisme juga menjalankan sejarah.

Generasi Kultural

Pelaku sejarah terkadang melakukan generalisasi kultural. Generalisasi kultural adalah generalisasi yang dilakukan seluruh kalangan masyarakat. Tidak ada anak dan golongan ulama tidak akan masuk sekolah umum sebelum Indonesia merdeka. Dulu Belanda pernah menyamakan haji dengan rentenir. 

Jumlah haji mirip dengan jumlah rentenir dalam laporan yang berjudul Mindere Welvaart Commissie. Kita bisa melakukan penelitian sejarah berdasarkan generalisasi kultural "Daerah Hukum Adat" mirip dengan "cultural area" artinya konsep wilayah alami untuk sejarah politik tingkat lokal.

Generalisasi Sistemik

Seringkali kita membuat kesimpulan tentang sistem sejarah. Generalisasi Sistemik adalah generalisasi yang mengikuti sistem yang di dalam sejarah. Contohnya generalisasi sistemik adalah hubungan antara Eropa, Amerika, Afrika, sebelum adanya perang saudara yang digambarkan sebuah sistem. Afrika mengirim budak ke Amerika, Amerika mengirim kapas ke Benua Eropa (Inggris), dan Eropa mengirim barang tekstil ke Afrika. Masyarakat Indonesia terutama Jawa mengekspor beras ke Indonesia Timur. Dagangan lada dari Indonesia sampai penjuru Eropa.

Generalisasi Struktural

Kita heran mengapa orang asing lebih peka dari orang Indonesia. Sering ke luar negeri yang tidak ada Bahasa Indonesia, tak lama kemudian orang bule/kulit putih menyapa dengan Bahasa Indonesia. Generalisasi struktural merupakan generalisasi yang mengenali struktur atau fisik orang tersebut. 

Contohnya, orang bule bisa mengenali orang Indonesia melalui fisiknya. Kita punya hal kebiasaan sama yaitu, bagaimana kita mengetahui bahwa teman kita dari Sulawesi, Sumatra, Kalimantan padahal kulitnya sama coklat terang; bukan dari NTT juga, melainkan dari Papua walaupun rambutnya sama keritingnya, kulitnya coklat tua, dan sebagainya. Itu semua karena akibat structure of events, yang sudah diketahui banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. (1995). pengantar ilmu sejarah. edisi baru, cetakan 1, yogyakarta: tiara wacana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun