Mohon tunggu...
albertimmanuel
albertimmanuel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Bisnis Digital

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengatasi Tantangan Kelaparan di Indonesia: Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

26 Januari 2025   13:05 Diperbarui: 26 Januari 2025   13:01 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kelaparan masih menjadi tantangan besar di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam tetapi menghadapi berbagai hambatan dalam distribusi dan pemanfaatannya secara adil. Permasalahan ini berdampak luas pada perkembangan sosial dan ekonomi, sekaligus menghambat pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Satya Terra Bhinneka dari Program Studi Bisnis Digital mencoba mengurai akar permasalahan kelaparan ini serta memberikan rekomendasi-solusi yang relevan dan berkelanjutan.

Akar Masalah dan Dampaknya

Berdasarkan wawancara dengan warga setempat terkait permasalahan ini, ditemukan tiga penyebab utama kelaparan:

1. Ketidakstabilan Ekonomi dan Harga Pangan

Harga bahan pokok yang fluktuatif seringkali mempersulit masyarakat dengan pendapatan rendah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini diperburuk oleh lemahnya dukungan terhadap sektor UMKM yang seharusnya menjadi penggerak ekonomi lokal.

2. Kelemahan Sistem Pemerintahan

Pemerintah dinilai masih kurang efisien dalam mengelola sistem distribusi pangan. Ketidakefisienan ini membuat bantuan tidak sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, sehingga memperparah ketimpangan sosial.

3. Korupsi dalam Distribusi Bantuan

Korupsi menjadi penghambat signifikan dalam penanganan kelaparan. Dana dan bantuan sosial yang seharusnya dialokasikan untuk masyarakat justru terhenti akibat penyalahgunaan wewenang.

Rekomendasi Solusi

Penelitian ini menekankan bahwa solusi untuk mengatasi kelaparan harus bersifat kolaboratif, melibatkan peran pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan adalah:

1. Transparansi dan Akuntabilitas dalam Distribusi Bantuan

Perlu ada pengawasan ketat dalam distribusi bantuan sosial untuk memastikan bahwa bantuan sampai kepada yang membutuhkan. Penggunaan teknologi seperti blockchain dapat menjadi solusi untuk meningkatkan transparansi.

2. Pemberdayaan UMKM

Dengan mendukung UMKM melalui pelatihan dan bantuan modal, perekonomian lokal dapat diperkuat. Hal ini juga akan memberikan akses pangan yang lebih terjangkau dan meningkatkan kemandirian masyarakat.

3. Pendidikan dan Kesadaran Publik

Edukasi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi perlu ditingkatkan. Langkah ini dapat menciptakan pola pikir yang lebih mandiri dan mendorong masyarakat untuk berkontribusi aktif dalam menciptakan solusi.

Kolaborasi untuk Masa Depan

Menangani kelaparan bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab bersama. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pelaku bisnis sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan perubahan mindset, dukungan terhadap ekonomi lokal, dan pengawasan distribusi bantuan, Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih mandiri dan tangguh.

Masih ada jalan panjang untuk mencapai nol kelaparan, tetapi dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen dari semua pihak, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mengatasi permasalahan ini secara berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun