Mohon tunggu...
Hosea
Hosea Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi | Peniqmat Sepakbola | Disela Semester

Hidup bisa memberi segala, bagi semua yang mau mencari tau dan pandai menerima - Bumi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kegigihan Takefusa Kubo

18 Agustus 2021   08:15 Diperbarui: 18 Agustus 2021   08:17 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Pribadi (Hosea) bg: @takefusa.kubo

Tanggal 4 Juni 2001 menjadi hari yang baik bagi dunia sepakbola Jepang. Pada saat itu, tim nasional Jepang asuhan Philippe Troussier berhasil menahan imbang finalis Piala Dunia di seri sebelumnya yaitu Brasil, di ajang Piala Konfederasi. 

Hasil tersebut juga menempatkan Jepang di peringkat pertama Grup B Piala Konfederasi dengan catatan 2 kemenangan melawan Kanada dan Kamerun, dan 1 kali seri melawan Brasil.

Tak hanya itu, Jepang juga patut berbahagia atas peristiwa lain pada 4 Juni 2001, yaitu lahirnya seorang anak dari Kawasaki, Prefektur Kanagawa yang kelak bernama Takefusa Kubo. Pemuda ini beberapa tahun kemudian namanya muncul sebagai pemain berkebangsaan Jepang yang kesekian kalinya dilirik oleh beberapa klub top Eropa.

Kubo mengawali karir sepakbolanya di usia 7 tahun, ia bergabung dengan FC Persimmon yang merupakan klub lokal amatir di kota kelahirannya Kawasaki. 

Potensinya yang dianggap terus berkembang membuat dirinya dilirik oleh salah satu akademi terbaik di dunia yaitu La Masia. Tepat pada usia 10 tahun Kubo berangkat ke Barcelona untuk menimba "ilmu sepakbola".

Ia memulai sebagai pemain Barca Alevi C (u11) dan beberapa tauhun setelahnya dipromosikan ke Barca Infantil A (u14). Sayangnya, FIFA menelisik Barcelona atas kedatangan Kubo, hingga akhirnya FIFA menganggap bahwa Barca melanggar kebijakan transfer untuk pemain muda dibawah 18 tahun. Maka dari itu, Kubo terpaksa meninggalkan Barcelona dan kembali ke negaranya.

Hal ini tak membuatnya patah arang. Pada 2015, Kubo bergabung dengan akademi FC Tokyo dan langsung setahun kemudian dipromosikan ke FC Tokyo u23 serta berhasil mencatatkan debutnya di J3 League pada usianya yang masih sangat muda yaitu 15 tahun.

Musim demi musim dilewatinya dengan kerja keras untuk bisa meraih mimpi sebagai pesepakbola profesional. Sampai pada 3 Mei 2017, semuanya terbayar dan Kubo berhasil mencatatkan karir sepakbola profesional pertamanya bersama FC Tokyo di ajang YBC Levain Cup. Pada saat itu, Kubo bermain 25 menit dan membawa kemenangan bagi FC Tokyo.

Kubo yang telah berusia 17 tahun pun dirasa siap untuk bersaing di kasta tertinggi liga Jepang. FC Tokyo pun memberinya kontrak baru sebagai pemain di tim utama FC Tokyo enam bulan setelahnya (tepatnya pada November 2017).

Meski, dirinya sempat disekolahkan terlebih dahulu pada musim 2018 ke Yokohama F. Marinos selama setengah musim saja. Bersama Yokohama Kubo memiliki catatan yang baik sebagai pemain yang sangat muda. 

Akurasi umpan yang ia catatkan selama 9 pertandingan mencapai angka 73% dengan dribel sukses sebanyak 53%. Di masa peminjaman tersebut pun ia berhasil mencetak satu gol.

Musim berikutnya menjadi musim yang lebih baik baginya. FC Tokyo tak kembali menyekolahkannya dan sang pelatih Kenta Hasegawa memercayai Kubo untuk mendapatkan tempat utama di 11 pertama FC Tokyo. Impresifnya, Kubo berhasil mencetak gol untuk klub asal Tokyo tersebut di dua ajang berbeda, liga dan piala levain.

Catatan bersama FC Tokyo di musim tersebut pun meningkat signifikan. Selain total bermainnya, minutes per game yang sebelumnya hanya 24 menit, kali ini berhasil menyentuh 79 menit. 

Akurasi umpannya pun tetap baik di angka 74%, dribel sukses 56%, dan yang cukup ciamiknya seluruh gol yang ia cetak bersama FC Tokyo pada musim tersebut, semuanya melalui kaki kiri. Hal ini mungkin yang membuat banyak orang menyebutnya "the next Messi", selain postur tubuh dan gaya main yang mirip.

Kubo yang masih berambisi terus menerus menambah jam terbang, keburu dilirik oleh raksasa Spanyol, Real Madrid. Pada 14 Juni 2019 menjadi hari yang indah baginya. Karena Kubo resmi didatangkan oleh Real Madrid dengan kontrak panjang lima tahun. Meskipun dirinya didaftarkan terlebih dahulu di Real Madrid u19.

Namanya menyeruak sebagai pemain Real Madrid adalah pada pra musim 2019. Zidane mempercayai beberapa laga padanya di pre-season tour di Jerman dan Amerika Utara. Pada saat itu, Kubo pun tampil percaya diri dan membawa kemenangan di beberapa laga.

Seperti kita tahu pos yang biasa di tempati Kubo jelas sudah penuh dengan bintang di Real Madrid, sehingga dirinya tersingkir dari tempat utama, bahkan juga pos pelapis atau cadangan.

Hal ini membuat dirinya di sekolahkan oleh Real Madrid ke RCD Mallorca pada musim 2019/2020. Ia tercatat sebagai pemain Jepang ketiga yang pernah memperkuat Mallorca, sebelumnya ada nama seperti Akihiro Ienaga di musim 2011/2012 dan Yoshito Okubo musim 2005/2006.

Di Mallorca, Kubo lumayan diandalkan. Debutnya langsung pada pertandingan-pertandingan awal, tepatnya pada saat melawan Valencia. Dirinya bermain selama 15 menit dan turun sebagai pemain pengganti.

Tak hanya jadi pelapis, Kubo kerap menjadi pembeda untuk lini depan Mallorca. Apalagi sistem bermainnya tak jauh dari sistem bermain sepakbola Spanyol yang banyak mengandalkan penguasaan bola. 

Satu musim bersama Mallorca, Kubo mencatatkan 35 kali bermain dengan 23 laga sebagai starter serta berhasil mencetak empat gol, rerata umpan kunci sebanyak 1, akurasi umpan per laga 75%, serta dribel sukses 51%. Musimnya bersama Mallorca digadang sebagai pembuktian Kubo untuk bisa dipercaya Zidane di musim depan.

Sialnya, persaingan di Real Madrid yang sangat tinggi membuat dirinya masih belum bisa dipercaya oleh Zinedine Zidane. Pada musim 2020/2021, Kubo kembali dipinjamkan ke klub La Liga lain yaitu Villareal selama setengah musim dan Getafe setengah musim setelahnya.

Sebenarnya, ia tak jelek-jelek amat di Villareal. Namun, Kubo dirasa masih sulit bersaing untuk bisa membantu sistem bermain Villareal dan tak terlalu bisa diandalkan. Pada setengah musim tersebut Kubo berhasil mencetak 1 gol dan 3 asis. Bahkan, ia mencetak satu-satunya gol bagi Villareal di ajang UEFA Europa League.

Bak di lempar kesana kemari, membuktikan mental Kubo yang terus berkembang. Ia tak masalah kembali dipinjamkan selama sisa setengah musim ke Getafe. Di sana ia tercatat bermain sebanyak 18 kali dan hanya 2 kali menjadi starter. Namun, bukan Kubo namanya kalau tidak meninggalkan jejak, dirinya berhasil berkontribusi dengan raihan 1 gol dan 1 asis di La Liga.

Sayangnya, kabar terbaru untuk musim 2021/2022, Kubo kembali dipinjamkan ke Mallorca karena Ancelloti pun merasa Kubo butuh terus mengasah mentalnya untuk bisa bersaing dengan pemain-pemain di Real Madrid.

Kegigihan Takefusa Kubo tentu tak hanya diperlihatkan di level klub. Tetapi, juga di level internasional bersama timnas Jepang. Terakhir penampilan impresif diperlihatkan pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 lalu.

Walau tergolong muda, Kubo dianggap sudah menjadi tumpuan bagi timnas Jepang di lini depan bersama pemain lain seperti Ritsu Doan. 

Penampilannya selalu menyihir mata penonton untuk bisa menikmati permainan sang tuan rumah. Dari 6 laga yang ia jalani, total tiga gol berhasil di cetak. Yang paling impresif adalah saat melawan Meksiko. Kekuatan dan jangkauannya terhadap bola dengan kaki bagian luar berhasil menjebol penjaga gawang senior, Guilhermo Ochoa.

Beberapa catatan impresifnya pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 ini pun juga menjadi bukti perkembangan dirinya dalam menghadapi tekanan tinggi. Total tiga gol dan satu asis berhasil ia cetak, selain itu rerata umpan kuncinya adalah 2,3; dribel sukses sebesar 48%, akurasi umpan per laga sebanyak 73%; konversi gol 15%; dan rerata tendangan terarahnya sebesar 1,3 kali dari total tendangan per laga sebanyak 3,3.

Perkembangan pesatnya yang kita bisa lihat hingga kini tentu belum apa-apa. Dengan umur yang masih muda, dirinya akan semakin matang dan bisa meneruskan beberapa kawannya seperti Kagawa, Okazaki, Yoshida, hingga Tomiyasu yang bisa dibilang berhasil bersaing dengan para pemain eropa.

Meski tak memiliki postur yang ideal, kelincahan dan kecekatannya pada saat menguasai bola berhasil menjawab kelemahan yang ada pada dirinya. Tentu dengan kegigihannya untuk terus bermain di eropa, Kubo secepatnya akan menemukan performa terbaik dan mengisi pos utama di Real Madrid ataupun klub top eropa lain semisal dirinya dijual oleh El Real.

Menurut teman-teman, bagaimana kegigihan Takefusa Kubo dalam karir sepakbolanya ini? patut dicontoh ya...

SOURCE:

- Sofascore

- Transfermarkt

- Wikipedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun