Bagi beberapa klub, memulai musim baru di kasta tertinggi Liga setelah lolos naik dari kasta kedua menjadi sebuah kebanggaan sekaligus kesulitan. Dua hal tersebut berlaku juga bagi klub asal wilayah otonomi Andalusia, Cadiz Club de Futbol.Â
Cadiz resmi naik kasta ke La Liga setelah di Segunda Division (kasta kedua) musim 2019/2020 berhasil menghuni peringkat kedua dibawah Huesca. Pada saat itu Jon Ander Garrido dan kolega berhasil mengumpulkan 69 poin dari 42 pertandingan beserta 19 kemenangan.Â
Catatan tersebut juga menjadi alasan Cadiz tidak mengganti kepala pelatihnya, Alvaro Cervera yang pada musim ini menjadi yang kelima baginya menukangi Submarino, julukan tim Cadiz.
September 2020 menjadi awal petualangan mereka di La Liga, dan sayangnya tidak berjalan mulus. Mereka dikalahkan Osasuna 0-2 di Stadion Ramon de Carranza, kandang Cadiz. Namun, di pekan selanjutnya mereka berhasil mengalahkan sesama tim promosi Huesca, dengan skor 0-2.
Permainan Cadiz di pekan-pekan selanjutnya pun berkembang dan mengancam klub pesaing di La Liga lainnya. Athletic Bilbao menjadi korban setelah Huesca.
Bermain di rumah Bilbao, Cadiz berhasil menang dengan skor 0-1, padahal saat itu dua pemain mereka Negredo dan Akapo diganjar kartu merah.
Korban tim besar selanjutnya adalah Real Madrid dan Barcelona, kedua tim masing-masing dikalahkan dengan skor 1-0 dan 2-1. Tidak banyak kita melihat sebenarnya ada nama besar di klub ini, mungkin hanya nama Alvaro Negredo karena dirinya sempat memperkuat tim asal Inggris, Manchester City.
Negredo pun baru didatangkan setelah Cadiz dipastikan naik ke kasta tertinggi. Mereka berhasil mendapatkannya dengan status free transfer dari klub asal UAE, Al-Nasr.
Selain Negredo, Cadiz mendatangkan Choco Lozano dengan nilai transfer Rp 43,45 Milyar. Nama Lozano semakin naik seiring perkembangannya di liga. Yang paling diingat adalah gol yang Ia cetak ke gawang Real Madrid yang mana sekaligus berhasil mengalahkan tim besutan Zidane tersebut.
Hingga saat ini perjalanan Negredo dan kawan-kawan di La Liga cukup naik-turun. Berdiri di peringkat 13 dengan mengumpulkan 24 poin lumayan menjadi gambaran bagi Cadiz bahwa mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, Huesca yang sebelumnya merajai kasta kedua musim lalu, sekarang hanya bisa bertengger di zona degradasi bersama klub promosi lainnya, Elche.
Alasan lain bagi Cadiz menyandang status tim kuda hitam yang tak bisa dipandang sebelah mata adalah nilai skuad mereka yang tergolong murah.