Istilah Playmaker dalam sepakbola cukup sering disandingkan dengan pemain yang berposisi di lini tengah. Dan memang kita tahu bahwa mengatur serangan hingga menjaga tempo permainan tampak ideal menjadi sebuah peran bagi pemain yang berposisi gelandang.
Namun, seiring berkembangnya zaman, sepakbola pun ikut berkembang secara teknis. Didapatilah sebuah peran baru yang mendobrak keyakinan lama yang disebutkan di atas. Munculnya peran wide playmaker membuat pemain sayap juga mengemban tugas baru sebagai playmaker.Â
Walau berposisi sayap/winger, pemain dengan peran ini dituntut untuk bisa mengatur permainan juga. Sehingga, posisinya pun akan tidak terlalu melebar seperti kebanyakan sayap/winger murni pada umumnya.Â
Mereka pun juga dituntut untuk bisa mengkreasi serangan sejak sentuhan pertama. Build up transisi positif (bertahan ke menyerang) diemban oleh pemain berperan wide playmaker. Tak berhent disana wide playmaker harus bisa aktif di sepertiga akhir dengan menciptakan peluang, melakukan key pass, hingga memberi assist pada striker guna dimanfaatkan menjadi gol.
Selain itu, pergerakan tanpa bolanya juga harus cukup baik. Pandai cari ruang agar mampu menciptakan peluang bagi dirinya maupun rekan setim yang lain.
Sebagai sumber kreativitas permainan tim, pemain harus aktif berpindah-pindah posisi untuk bisa menemukan kelemahan lawan dan memanfaatkannya menjadi peluang atau gol.Â
Karena berposisi pakem di sayap, pemain dengan peran wide playmaker ini diuntungkan karena terhindar dari keramaian lini tengah dan membuatnya jelas tidak terjaga oleh lawan.
Bicara soal bertahan, wide playmaker akan aktif menempatkan posisi di area sisi lapangan. Mereka akan lebih menempatkan diri ke posisinya semula dan biasanya melakukan zonal marking tanpa press ketat dan jarang melakukan tackling.
Saat penguasaan bola wide playmaker akan cenderung masuk ke tengah lapangan dan memosisikan diri sebagai pemain yang lebih ke tengah.Â
Saat memulai ke mode yang lebih menyerang, wide playmaker akan masuk ke posisi serang bagian tengah juga, dan hal inilah yang menyebabkan pemain dengan peran ini tidak terlalu diharapkan dalam bertahan. Jarak posisi mereka saat menekan lawan lewat tengah dengan sisi sayap cukup jauh, jadi saat ada serangan balik akan ada kemungkinan terlambat menutup.Â
BACA JUGA:Â Menebak Peran Asnawi Mangkualam di Ansan Greeners
Dalam memberikan assist, seorang wide playmaker akan lebih banyak melalui umpan terobosan datar ketimbang umpan lambung dari sisi samping. Itu mengapa mereka akan selalu melakukan cut inside saat menyerang sekaligus mengendalikan bola.
Peran ini sangat menguras tenaga, apalagi bila tim bermain dengan dua atau satu pivot yang bertipe anchorman yang lebih bermain bertahan. Mereka harus bisa turun lebih dalam ke belakang guna menjemput bola segera dan mendistribusikan ke lini depan.
Peran wide playmaker ini memang jarang digunakan oleh banyak tim, kebanyakan pemain yang bisa mengemban peran ini lebih dimanfaatkan oleh tim di posisi Central Attacking Midfielder atau yang berposisi di lini serang tepat di belakang striker.Â
Di Indonesia sendiri saya belum tahu pasti yang bermain dengan peran ini. Untuk di benua eropa mungkin kita bisa menyebut nama David Silva (Manchester City & Real Sociedad serta Christian Eriksen (Inter Milan & Tottenham Hotspurs).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H