Saat memulai ke mode yang lebih menyerang, wide playmaker akan masuk ke posisi serang bagian tengah juga, dan hal inilah yang menyebabkan pemain dengan peran ini tidak terlalu diharapkan dalam bertahan. Jarak posisi mereka saat menekan lawan lewat tengah dengan sisi sayap cukup jauh, jadi saat ada serangan balik akan ada kemungkinan terlambat menutup.Â
BACA JUGA:Â Menebak Peran Asnawi Mangkualam di Ansan Greeners
Dalam memberikan assist, seorang wide playmaker akan lebih banyak melalui umpan terobosan datar ketimbang umpan lambung dari sisi samping. Itu mengapa mereka akan selalu melakukan cut inside saat menyerang sekaligus mengendalikan bola.
Peran ini sangat menguras tenaga, apalagi bila tim bermain dengan dua atau satu pivot yang bertipe anchorman yang lebih bermain bertahan. Mereka harus bisa turun lebih dalam ke belakang guna menjemput bola segera dan mendistribusikan ke lini depan.
Peran wide playmaker ini memang jarang digunakan oleh banyak tim, kebanyakan pemain yang bisa mengemban peran ini lebih dimanfaatkan oleh tim di posisi Central Attacking Midfielder atau yang berposisi di lini serang tepat di belakang striker.Â
Di Indonesia sendiri saya belum tahu pasti yang bermain dengan peran ini. Untuk di benua eropa mungkin kita bisa menyebut nama David Silva (Manchester City & Real Sociedad serta Christian Eriksen (Inter Milan & Tottenham Hotspurs).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H