Mohon tunggu...
Albert Chandra
Albert Chandra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Albert Chandra Junior - 41522110044, Fakultas Ilmu Komputer, Teknik Informatika, PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemampuan Memimpin Diri dan Upaya Pencegahan Korupsi, serta Pelanggaran Etik - Wacana RMP Sosrokartono

9 Juli 2024   18:04 Diperbarui: 9 Juli 2024   18:04 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Korupsi dan pelanggaran etik merupakan dua isu besar yang menggerogoti berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Tidak hanya merusak sistem pemerintahan dan ekonomi, praktik-praktik ini juga merusak moral dan integritas bangsa. Dampak dari korupsi sangat luas dan dalam; ia menyebabkan ketidakadilan sosial, memperlebar kesenjangan ekonomi, dan menghambat pembangunan negara. Demikian pula, pelanggaran etik yang sering kali terlihat sepele dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi dan individu yang terlibat. Dalam menghadapi tantangan besar ini, diperlukan agen perubahan yang mampu memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.

Salah satu tokoh yang dapat dijadikan inspirasi dalam hal ini adalah Raden Mas Panji Sosrokartono, seorang filsuf dan intelektual Jawa yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sosrokartono, yang juga dikenal sebagai kakak dari Kartini, adalah sosok yang penuh dengan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam tentang kehidupan. Ia mengabdikan hidupnya untuk belajar, mengajar, dan menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ajaran-ajarannya, kita dapat menemukan cara untuk mengubah diri menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik.

Raden Mas Panji Sosrokartono dikenal dengan berbagai julukan yang mencerminkan kebijaksanaan dan dedikasinya. Ia disebut sebagai "Mandor Klungsu" yang berarti supervisor biji pohon asam Jawa, "Mandor Bukan Pemilik" yang menekankan peran pengawasan tanpa kepemilikan, dan "Joko Pering" yang menggambarkan ketahanan dan fleksibilitas bambu muda. Julukan-julukan ini tidak hanya sekadar gelar, tetapi juga mencerminkan filosofi hidupnya yang sederhana namun mendalam.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Sosrokartono juga dikenal dengan identitas perilaku yang khas, seperti Jawi bares (Jawa yang jujur dan terus terang), Jawi deles (Jawa yang benar dan tidak berubah-ubah), dan Jawi sejati (Jawa yang sejati, bukan drama). Identitas ini menunjukkan komitmen Sosrokartono terhadap integritas, kejujuran, dan konsistensi dalam setiap aspek kehidupannya. Dalam konteks pencegahan korupsi dan pelanggaran etik, identitas ini sangat relevan karena menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan etika yang kokoh.

Lebih jauh lagi, pengenalan diri Sosrokartono sebagai murid kehidupan yang selalu belajar dan memahami kesatuan manusia, rasa, asal, dan tujuan hidup, memberikan kita wawasan tentang pentingnya introspeksi dan pengembangan diri. Sebagai agen perubahan, kita harus selalu belajar dari pengalaman, baik dari penderitaan maupun kebajikan, untuk menjadi individu yang lebih baik dan lebih bijaksana.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Sosrokartono, seperti Sugih tanpo bondo (kaya tanpa harta), Digdoyo tanpo aji (kuat tanpa gelar), Nglurung tanpo bala (menyerang tanpa tentara), dan Menang tanpo ngasorake (menang tanpa merendahkan), adalah panduan hidup yang sangat relevan dalam upaya pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Prinsip-prinsip ini mengajarkan kita untuk menilai kekayaan bukan dari materi, tetapi dari kualitas teman dan ilmu; untuk menilai kekuatan bukan dari gelar, tetapi dari tekad dan niat yang baik; untuk memenangkan hati orang lain melalui tindakan etis dan integritas; dan untuk meraih kemenangan tanpa merendahkan orang lain.

Selain itu, konsep Catur Murti yang diajarkan oleh Sosrokartono menekankan penyatuan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang benar. Penyatuan ini penting dalam menjaga konsistensi dan integritas pribadi. Prinsip tanpa pamrih, yang dikenal sebagai "Sepi ing pamrih, rame ing gaweh" (berbagi tanpa pamrih, sibuk bekerja), mengingatkan kita untuk bekerja dengan ikhlas demi kebaikan bersama tanpa mengharapkan imbalan.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Ilmu Kantong Bolong, ajaran moral praktis dan humanis dari Sosrokartono, mengajarkan kita untuk membantu sesama tanpa memikirkan waktu, lapar, atau kekayaan pribadi. Dalam konteks pencegahan korupsi dan pelanggaran etik, ini berarti kita harus siap membantu orang lain untuk memahami pentingnya integritas dan memberikan dukungan tanpa pamrih.

Melalui pendahuluan ini, kita dapat melihat betapa relevannya ajaran-ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono dalam upaya menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diajarkannya, kita dapat membangun integritas pribadi yang kuat dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita. Sebagai bangsa yang ingin maju dan bebas dari korupsi serta pelanggaran etik, kita harus belajar dan menerapkan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Mengubah Diri Menjadi Agen Perubahan

  1. Sugih Tanpo Bondo (Kaya Tanpa Harta)

Sosrokartono mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak diukur dari harta benda melainkan dari ilmu yang bermanfaat dan teman yang baik hati. Dalam konteks pencegahan korupsi, hal ini mengingatkan kita untuk tidak tergoda oleh harta duniawi yang dapat merusak integritas. Sebaliknya, kita harus berfokus pada membangun jaringan pertemanan yang saling mendukung dan memperkaya diri dengan ilmu yang bermanfaat. Dengan demikian, kita dapat menjadi individu yang kuat dalam prinsip dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan korupsi.

  1. Digdoyo Tanpo Aji (Kuat Tanpa Gelar)

Kekuatan sejati datang dari tekad yang kuat, ikhlas, dan niat yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam karir, sering kali kita tergoda untuk mencari gelar atau posisi tinggi dengan cara yang tidak etis. Sosrokartono mengingatkan kita bahwa kekuatan yang sesungguhnya tidak datang dari gelar, melainkan dari tekad yang kuat dan niat yang baik. Dengan memegang teguh prinsip ini, kita dapat menjauhkan diri dari praktik-praktik korupsi dan pelanggaran etik.

  1. Nglurung Tanpo Bala (Menyerang Tanpa Bala Tentara)

Menyerang tanpa tentara berarti memenangkan hati dan pikiran orang lain dengan cara yang damai dan beretika. Dalam konteks pencegahan korupsi, hal ini bisa berarti menggunakan pendekatan persuasif dan memberikan teladan yang baik. Sebagai agen perubahan, kita harus mampu menunjukkan bahwa integritas dan kejujuran adalah jalan yang benar. Dengan demikian, kita dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita dan bersama-sama membangun budaya yang anti-korupsi.

  1. Menang Tanpo Ngasorake (Menang Tanpa Merendahkan)

Saat kita menghadapi lawan atau tantangan, penting untuk selalu menjaga martabat dan tidak merendahkan pihak lain. Dalam upaya pencegahan korupsi, kita harus fokus pada solusi dan perbaikan sistem, bukan pada mencari-cari kesalahan individu untuk dijadikan kambing hitam. Dengan menjaga etika dalam setiap langkah, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan produktif untuk semua pihak.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Penerapan Prinsip-Prinsip Sosrokartono dalam Kehidupan Sehari-hari

Catur Murti (Penyatuan Empat Hal dalam Satu Kesatuan)

Prinsip Catur Murti mengajarkan pentingnya menyatukan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan dalam kesatuan yang utuh. Dalam konteks profesional atau pribadi, hal ini berarti:

  • Pikiran: Memiliki niat yang jujur dan benar dalam segala hal yang kita lakukan.
  • Perasaan: Menyikapi situasi dengan jujur dan tanpa terpengaruh oleh emosi yang merugikan.
  • Perkataan: Berbicara dengan kejujuran dan transparansi, tidak menyampaikan informasi yang tidak benar atau menyesatkan.
  • Perbuatan: Bertindak sesuai dengan nilai-nilai integritas dan moralitas yang kita anut.

Dengan menerapkan prinsip ini, kita tidak hanya membangun konsistensi dalam tindakan kita tetapi juga membangun kepercayaan dari orang lain terhadap kita.

Tanpa Pamrih (Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gaweh)

Prinsip Tanpa Pamrih mengajarkan untuk bekerja dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan pribadi. Dalam konteks pencegahan korupsi atau praktek tidak etis lainnya:

  • Berfokus pada kepentingan bersama dan kebaikan umum daripada keuntungan pribadi.
  • Melakukan tindakan yang benar tanpa mempertimbangkan hadiah atau pengakuan yang akan diterima.
  • Menciptakan lingkungan di mana orang bekerja untuk kepentingan organisasi atau masyarakat, bukan untuk keuntungan pribadi semata.

Dengan sikap ini, kita tidak hanya mengurangi risiko korupsi tetapi juga memperkuat budaya kerja yang berbasis integritas dan kolaborasi.

Ilmu Kantong Bolong (Praktis dan Humanis)

Prinsip Ilmu Kantong Bolong mengajarkan untuk membantu sesama tanpa memandang status atau kepentingan pribadi. Dalam konteks pencegahan korupsi:

  • Siap membantu orang lain untuk memahami pentingnya integritas dan prinsip-prinsip etika.
  • Memberikan dukungan tanpa pamrih kepada rekan kerja atau anggota masyarakat yang membutuhkan.
  • Membangun budaya saling peduli dan saling mendukung di tempat kerja atau dalam komunitas.

Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi agen perubahan positif dalam pencegahan korupsi tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk praktik-praktik etis dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan prinsip-prinsip ini tidak hanya relevan dalam konteks pencegahan korupsi tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas baik dalam lingkungan profesional maupun sosial.

Modul Dosen P15
Modul Dosen P15

Kesimpulan

Raden Mas Panji Sosrokartono memberikan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana kita dapat mengubah diri menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Dalam era yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, ajaran-ajaran beliau memberikan panduan yang jelas dan praktis tentang bagaimana kita bisa memperkuat integritas pribadi dan profesional. Prinsip-prinsip yang diajarkan Sosrokartono, seperti Sugih Tanpo Bondo, Digdoyo Tanpo Aji, Nglurung Tanpo Bala, dan Menang Tanpo Ngasorake, memberikan landasan moral yang kuat bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam upaya pencegahan korupsi dan pelanggaran etik.

Sugih Tanpo Bondo mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada harta benda, melainkan pada nilai-nilai moral dan hubungan yang kita bangun dengan orang lain. Dalam konteks pencegahan korupsi, ini berarti kita harus fokus pada membangun karakter dan integritas pribadi, serta menghargai hubungan yang sehat dan jujur dengan rekan kerja, keluarga, dan masyarakat. Dengan menempatkan nilai-nilai ini di atas kekayaan materi, kita dapat mencegah diri kita dari tergoda oleh korupsi.

Digdoyo Tanpo Aji mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati tidak berasal dari gelar atau posisi, tetapi dari tekad yang kuat, keikhlasan, dan niat yang baik. Dalam kehidupan profesional, kita sering kali melihat individu yang mengejar kekuasaan dan pengaruh dengan cara-cara yang tidak etis. Prinsip ini mengajarkan kita untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran dan integritas, serta bekerja dengan niat yang tulus demi kebaikan bersama. Dengan demikian, kita bisa menjadi pemimpin yang dihormati dan dipercaya.

Nglurung Tanpo Bala menekankan pentingnya memenangkan hati dan pikiran orang lain melalui tindakan etis dan penuh integritas. Dalam pencegahan korupsi, ini berarti kita harus menjadi teladan yang baik dan menggunakan pendekatan persuasif untuk mengajak orang lain melakukan hal yang benar. Dengan membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa integritas adalah jalan yang benar, kita dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita.

Menang Tanpo Ngasorake mengajarkan kita untuk meraih kemenangan tanpa merendahkan orang lain. Prinsip ini sangat relevan dalam dunia yang sering kali kompetitif dan penuh persaingan. Dalam konteks pencegahan korupsi, kita harus fokus pada solusi dan perbaikan sistem, bukan mencari-cari kesalahan individu untuk dijadikan kambing hitam. Dengan menjaga etika dalam setiap langkah, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan produktif bagi semua pihak.

Selain prinsip-prinsip tersebut, konsep Catur Murti yang diajarkan Sosrokartono menekankan penyatuan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang benar. Konsistensi antara apa yang kita pikirkan, rasakan, katakan, dan lakukan adalah kunci untuk menjaga integritas pribadi. Dalam kehidupan profesional, hal ini berarti kita harus selalu berkomitmen pada prinsip-prinsip etis dan memastikan bahwa semua tindakan kita mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Prinsip tanpa pamrih, yang dikenal sebagai "Sepi ing pamrih, rame ing gaweh," mengingatkan kita untuk bekerja dengan ikhlas demi kebaikan bersama tanpa mengharapkan imbalan. Dalam upaya pencegahan korupsi, semangat tanpa pamrih ini sangat penting. Kita harus siap bekerja keras dan berkontribusi tanpa mengharapkan pengakuan atau imbalan, fokus pada tujuan akhir yaitu menciptakan sistem yang lebih bersih dan adil.

Ilmu Kantong Bolong, ajaran moral praktis dan humanis dari Sosrokartono, mengajarkan kita untuk membantu sesama tanpa memikirkan waktu, lapar, atau kekayaan pribadi. Dalam konteks pencegahan korupsi dan pelanggaran etik, ini berarti kita harus siap membantu orang lain memahami pentingnya integritas dan memberikan dukungan tanpa pamrih. Dengan menolong sesama, kita membangun lingkungan yang saling mendukung dan mendorong praktik-praktik etis.

Ajaran-ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono memberikan kita panduan yang jelas tentang bagaimana menjadi agen perubahan dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti Sugih Tanpo Bondo, Digdoyo Tanpo Aji, Nglurung Tanpo Bala, dan Menang Tanpo Ngasorake, serta memahami konsep Catur Murti dan bekerja tanpa pamrih, kita dapat membangun integritas pribadi yang kuat dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita.

Mari kita jadikan ajaran-ajaran Sosrokartono sebagai panduan dalam perjalanan hidup dan karir kita. Dengan menerapkan nilai-nilai luhur yang diajarkannya, kita tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan Indonesia yang bebas dari korupsi dan pelanggaran etik, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berintegritas. Melalui komitmen yang tulus dan tindakan yang konsisten, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi bangsa dan negara. Dengan semangat ini, kita dapat mewujudkan visi Indonesia yang lebih bersih, adil, dan berintegritas tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun