Masyarakat ada telah memiliki kurikulum lengkap untuk menjaga lingkungan hidup mereka. Saya besar dan tumbuh di Kalimantan Utara di pelosok berbatasan langsung dengan Brunei Darussalam dan Malaysia. Berdampingan hidup dengan masayarakat adat dayak, memiliki ayah angkat dan masih menjadi petinggi adat dayak di desa Salang tepatnya kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.Â
Pak. Yahya panggilan akrab ayah angkat saya satu ini. Beliau selalu berujar untuk tanaman liar, masyarakat kami (orang dayak sekitar) masih banyak yang memiliki keterampilan baik menanam dan merawatnya.Â
Harapan untuk masyarakat adat dan kepedulian pemerintahan daerah
Bagaimana pun kepedulian pemerintah daerah tentu menjadi angin segar bagi masyarakat adat jika perhatian pada lingkungan hijau ini ingin digalakan sedemikian rupa. Tulisan ini tidak anti pada percepatan ekonomi melalui aktivitas tambang atau apapun itu.Â
Regulasi yang sehat hingga pengaturan cadangan pengelolaannya pasti banyak pakar bisa dijadikan rujukan sebelum ekspolitasi itu membabi buta. Yang terpenting kolaborasi bersama masyarakat adat dan menjadikan mereka guru dalam menjaga lingkungan khususnya keanekaragaman hayati di hutan-hutan kita jadi pertimbangan menarik untuk dilakukan.Â
Salam lingkungan Â
Albar Rahman, Samarinda 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H