Pembunuhan karakter pun dilakukan. Sang Raja diceritakan sedemikian rupa, dianggap jahat dan memiliki agenda menurunkan sang Raja dari tampuk kepemimpinan.Â
Agenda Kudeta
Sejak jauh-jauh hari dilakukan agenda kudeta. Bersama saudaranya dan sanak familinya serta tim di bilik-bilik pengkhianata para pengikut sang Raja.Â
Mereka semua berkomplotan mengatur rencana beberapa tahun mendatang kudeta itu dilakukan dengan segala cara. Rapi dan penuh taktis, mereka mulai membuat bingung para rakyat terlebih dahulu.Â
Membodohi rakyat
Tak hanya bingung tapi melakukan agenda pembodohan masal, membiarkan aksi judi online adiksi porn, dan obsesi seksual yang harusnya penyakit itu baru muncul ribuan tahun mendatang.Â
Ini terjadi di zaman purba. Mustahil, lucu dan membingungkan bukan?
Membohongi Rakyat
Dengan kekuatan kekerabatan kepada penasihat Raja. Gibran mencoba mendekati pamannya itu lalu meminta untuk membuat sidang terbuka tentang cacatnya sang Raja.Â
Sang paman mengiyakan. Singkatnya, rakyat pun percaya. Apakah sang Raja tinggal diam?
Sang Raja menyurati Gibran
"Dear Gibran" awal surat itu ditulis oleh sang Raja. Panjang lebar dan tersusun rapi sebab memang sang Raja adalah sosok bijaksana dengan pengalaman berguru panjang.Â
Sang Raja juga seorang petarung di medan pertempuran kala usia mudanya. Beda dengan Gibran yang disuratinya.Â
Intinya sang Raja hanya mengingatkan bahwa jangan sesekali memainkan api. Demikianlah inti isi surat itu. Sang raja murka dibalik senyumnya sedang amarah bak larva genung merapi di dalam dada ditutupnya dulu.Â
Sang raja menunggu waktu. Menyusun strategi diam-diam, membangun ketahanan kokoh bahkan melibatkan Kemaha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa.Â