Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jumat-Rabiul Awwal: Tentang Sebuah Syafaat

13 September 2024   17:21 Diperbarui: 13 September 2024   17:33 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung cuaca tapi tak temaram, nuansnya bahagia lagi berkah tersirat amat kuat. 

Ya Jumat itu tidak hanya "keramat" tapi ia pengabul hajat. 

Hati kian berdoa semoga segala niat baik, segala permintaan tulus di dinding doa terkabul erat. 

Lalu memeluk Rabiul Awwal, sejarah awal dimana kemuliaan bermula. 

Baginda Muhammad SAW lahir membawa berkah untuk semesta. 

Baginda SAW hadir dengan cinta, memberi pesan akan panji-panji kemuliaan. 

Walau hujatan, tamparan dan lemparan ludah diterimanya tanpa dendam justru hanya doa tulus terbalaskan. 

Saat Baginda SAW pun pergi, sang pecinta ini pergi dengan cinta pula. 

Tak dipanggil anak dan istrinya, yang terucap dibibirnya 3 kali berulang ummati. 

Sang pecinta itu memanggil kita ummatnya. Coba betapa rindunya kita, apatah lagi si hina penggores tinta kali ini. Rindu nian pada sosok pecinta itu.

Ohhh di Jumat penuh kemuliaan ini, kita hanya mampu berdoa tentang syafaat Baginda SAW sang pecinta itu.

Besok, sang pecinta SAW yang paling sibuk mencari umatnya untuk diselematkan tat kala pengadilan paling adil diselenggarakan kelak.

Tutur titah pinta sang hina tak sanggup melanjutkan puisi, hanya meminta syafat dibalik saksi bisu tinta pekat ini. 

ar, Jumat 9 rabiul awwal 1445 H detik hari menjelang kelahiran Baginda Nabi Sang Pecinta Muhammad SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun