Mendung cuaca tapi tak temaram, nuansnya bahagia lagi berkah tersirat amat kuat.Â
Ya Jumat itu tidak hanya "keramat" tapi ia pengabul hajat.Â
Hati kian berdoa semoga segala niat baik, segala permintaan tulus di dinding doa terkabul erat.Â
Lalu memeluk Rabiul Awwal, sejarah awal dimana kemuliaan bermula.Â
Baginda Muhammad SAW lahir membawa berkah untuk semesta.Â
Baginda SAW hadir dengan cinta, memberi pesan akan panji-panji kemuliaan.Â
Walau hujatan, tamparan dan lemparan ludah diterimanya tanpa dendam justru hanya doa tulus terbalaskan.Â
Saat Baginda SAW pun pergi, sang pecinta ini pergi dengan cinta pula.Â
Tak dipanggil anak dan istrinya, yang terucap dibibirnya 3 kali berulang ummati.Â
Sang pecinta itu memanggil kita ummatnya. Coba betapa rindunya kita, apatah lagi si hina penggores tinta kali ini. Rindu nian pada sosok pecinta itu.
Ohhh di Jumat penuh kemuliaan ini, kita hanya mampu berdoa tentang syafaat Baginda SAW sang pecinta itu.
Besok, sang pecinta SAW yang paling sibuk mencari umatnya untuk diselematkan tat kala pengadilan paling adil diselenggarakan kelak.
Tutur titah pinta sang hina tak sanggup melanjutkan puisi, hanya meminta syafat dibalik saksi bisu tinta pekat ini.Â
ar, Jumat 9 rabiul awwal 1445 H detik hari menjelang kelahiran Baginda Nabi Sang Pecinta Muhammad SAW.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H