Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Gus Dur hingga Paus Fransiskus, Arti Persaudaraan

5 September 2024   21:42 Diperbarui: 5 September 2024   21:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unik , dan kita bisa menyaksikan langsung fenomena ini di Pesantren Tebuireng, Jombang dimana tiap hari makam Gus Dur selalu ramai dikunjungi. Legasi yang ditinggalkan beliau adalah arti perdamaian dan persaudaraan. 

Makna perdamaian dan persaudaraan

Tidak seorang pun mampu menjadi dewasa dengan mengasingkan diri (menutup diri dari persaudaraan)

Ungkapan Paus Fransiskus di atas menjadi cerminan arti sebuah persaudaraan. Damai hanya tercipta karena kuatnya tali persaudaraan. 

Islam juga mengatur hal demikian secara sempurna. Bahwa tali persaudaraan alias silaturahmi sangatlah penting tidak hanya sebagai anjuran melainkan tuntunan yang begitu dititik beratkan. 

Dari Paus Fransiskus hingga Gus Dur. Kita semua tidak hanya menemukan arti menjadi "sesama" melainkan adanya makna yang menyatu tentang "perdamaian-persaudaraan". 

Selamat datang dan selamat memijakan kaki di bumi pertiwi bagi Paus Fransiskus di tahun ini. Semoga pesan perdamaian selalu membumi di mana saja. 

Salam hangat,  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun