Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

MK vs DPR: Sebuah Kepongahan Bernegara

25 Agustus 2024   06:44 Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika fenomena baru ini tersajikan bahwa keputusan KPK dalam perhelatan Pilkada diputuskan dengan baik bahwa semua punya kesempatan yang sama untuk kontestasi malah DPR ingin mengotak-atik produk kebijakan yang sangat demikratis "tragedi ini harusnya menjadi kesadaran publik, tamparan (buat) kita semua". Bahwa memilik pemimpin kedepan jangan mau digadaikan dengan money politik. 

Bernegara ala negeri antah berantah 

Mengapa indeks demokrasi kita selalu mengalami penurunan dan beberapa tahun belakangan menurut laporan dari Economist Intellegenct Unit, bahwa era Joko Widodo 10 tahun belakangan demokrasi kita menurun sejak 2015. Posisi kita jauh menurun hingga skor indeks kita di 6.0 dan menempati posisi ke 64.

Jika teman-teman pernah membaca novel dengan judul blak-balakan "Negeri Antahberantah" maka hari ini bisa menggambarkan betapa antah berantahnya negeri kita kini. 

Ketika meraja lelanya korupsi lalu disusul dengan praktik nepotisma dan tidak sehatnya lingkungan birokrasi yang selalu saja ada oknum katanya memeras rakyat kecil. Bukankah ini gambaran negeri yang kacau balau? 

Senerai penutup: Harapan akan Demokrasi

Beberapa hari belakangan muncul sebuah tagar di media sosial yang menggambarkan ricuhnya demokrasi hari-hari ini. Para penggiat menaikan tagar alias hestag Indonesia Emergency Democracy. 

Jika para pakar menandakan bahwa demokrasi adalah sistem buruk yang paling baik diantara banyak sistem buruk lainnya. Hari ini tidak ada salahnya kita kawal demokrasi bersama karena menyadari akan banyak produk 'sampah' kian meresahkan. Bersuara lalu bertindak adalah langkah sempurna mengawal demokrasi. 

Salam Demokrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun