Tuhan, bantu kami kuat dan bertahan
Kami memilih untuk tidak menyerah, berdoa, dan berjuang. Percaya bahwa segalanya akan berakhir indah. Meskipun ragawi kami mungkin terpisah, namun hati kami tetap bersatu dalam rindu dan doa yang terus terangkat sebagai senjata.
Hati ini meyakini bahwa kezaliman, sehebat apapun, akan hancur seperti Fir'aun yang mengaku tuhan. Tuhan akan selalu berpihak pada yang dizalimi, kemenangan mungkin tertunda, tapi pasti akan datang pada waktunya. Bersandar pada Maha Kuasa-Nya adalah jalan yang luhur.
Jika boleh menulis surat cinta untuk Tuhan, izinkanlah jemari ini menciptakan untaian lirih, "Tuhan, kami tengah gelap, seperti Nabi Yunus dalam perut ikan yang hanya berharap pada pertolongan-Mu. Kami memohon pertolongan Maha Dahsyat atas Kuasa-Mu. Ampuni dan rahmati kami seiring pertolongan-Mu yang tak terhingga."
Salam.Â
Selengkapnya pembaca bisa membaca lengkap di rumah sederhana kami dengan laman judul berikut: Benteng "kokoh" itu Bertahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H