Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Laudya Chintya Bella dan Memukaunya Siti Raham di Film "Buya Hamka"

20 April 2023   08:01 Diperbarui: 20 April 2023   08:09 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram @falconpictures_

Sobat pena semua sebelum kita membahas tentang Laudya Chintya Bella dalam memerankan Siti Raham pada sebuah filem Biopik tentang Hamka. Fajar Bustomi memberi kejutan sebagai sang Sutradara di momen lebaran tahun ini tepat tahun 2023 ini di 1444 Hijriyah. 

Garapan filemnya tentang Hamka dengan durasi selama 7 jam dan akan tayang secara berkala di bioskop hingga 3 kali dimulai dari Vol. I yang tayang di momen ramadan syawalan nanti ini lalu  akan tayang Vol. II dan terakhir Vol. III di waktu-waktu selanjutnya. 

Tak ambil pusing untuk tayangan perdana setelah gala priemer saya memilih untuk segera menontonya. Melihat Jilid pertama alias Vol. I. Menceritakan perjuangan Hamka, tidak akan saya ulas di sini melainkan saya akan menilik sosok Siti Raham dan bagaimana tingkat keberhasilan Laudya Chintya Bella memerankannya? 

Film yang digarap dengan serius disentuh dengan sutradara berdarah minang lalu diperankan oleh Vino G. Bastian memerankan sosok Hamka bersama Laudya Chintya Bella yang juga memiliki darah minang memainkan peran sebagai Siti Raham. Namun kedua pemeran ini memiliki kendala kesulitan pada bahasa minang yang era tahun 1930-an era jadul ungkap dua pemeran kenamaan di cineas negri ini. 

Project besar film ini juga di dukung penuh oleh banyak pihak khususnya Majellis Ulama Indonesia (MUI) yang didirikan oleh Hamka dahulu, juga tentunya mendapat apresiasi besar dari Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakat termasuk sangat tua bersanding dengan Nahdatul Ulama milik negri ini. 

Menonton film ini bagi saya adalah surga bagi para pencinta sejarah dan biografi tokoh. Hari ini kita sepakati bahwa sedang terjadi krisis tokoh, keteladanan bahkan krisis kepemimpinan. Apa sejarah yang ingin digores kelak jika demikan adanya? 

Sebagai Ulama sekaligus pemimpin perjuangan, sastrawan sekaligus jurnalis juga politikus ulung yang kokoh pada pendirian akan cinta tanah air dan nilai Islam. Membaca Hamka dan sejarahnya serta pikiran-pikirannya tentu banyak sumbernya. 

Namun tulisan kali ini akan melihat Siti Raham sebagai sosok yang memukau dibalik peran Laudya Chintya Bella yang berhasil memberikan warna tersendiri bagi film sentuhan Fajar Bustomi ini. 

Secara sinematografi dan kesan kesejarahan kita tidak perlu kulik lebih jauh, suasana Makassar, Medan dan Padang Panjang diera tahun 1930-1940-an begitu lekat dengan gaya penggambilan gambar begitu klasik. Ini tidak perlu kita bahas lebih jauh, sobat pena bisa membacanya diulasan yang konsen membahas hal demikian. 

Kembali ke sosok Siti Raham dalam film ini luput betapa Hamka sejatinya adalah rahim perjuangan dari Siti Raham. Untuk pemerannya Laudya Chintya Bella bagi saya yang kurang lebih setahun dua tahun pernah menjadi pelatih teater bagi saya dia memerankannya dengan penjiwaan penuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun