(Penyair Senior, Sutardji Calzoum Bacri, 2023)
Ungkapan penyair di atas menotifikasi kesadaran kita. Betapa kehadiran kecanggihan bukan berarti menggantikan kejujuran.
Ancaman memang bagi material atau mungkin keuntungan akan semakin kapital. Hanya bertumpu ke pemodal.
Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa. Kejujuran adalah segalanya. Di dunia kepenulisan, kejujuran bahkan ketulusan dalam menulis terus diperjuangkan.
Kira-kira sebagai anak melayu saya ingin merangkai kalimat demikan, jika kata susah bertuah maka hati akan gunda. Jadilah engkau pemilik makna bukan munafiq pada kata-kata.
Begitulah merangkau makna. Hadirkan diri apa adanya. Tetaplah menggores pena, merangkai kata satu persatu, susun lagi bagan paragraf yang sambung menyambung. Penuh spirit dan kecintaan. Inilah kecanggihan sesungguhnya mengalahkan kecanggihan artifisial itu sendiri.
Pada muara makna kita pun pada akhinya paham. Betapa menulis bukanlah prihal komersial atau material semata.
Menulis adalah seni hati, keindahan bertuah bahkan mampu jadi kekuatan doa paling lirik pada terangkainya keindahan kata.
Maka tetaplah menulis ditengah kecanggihan badai artifisial yang melanda. Titip doa dan harapan lewat pena yang kalin tulis. Salam hormat dari saya.
Salam.