Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Artifisial antara Ancaman atau Harapan bagi Penulis

13 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:53 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi yang dimainkan dengan kecamggihan artifisial/Dokpri

(Penyair Senior, Sutardji Calzoum Bacri, 2023)

Ungkapan penyair di atas menotifikasi kesadaran kita. Betapa kehadiran kecanggihan bukan berarti menggantikan kejujuran.

Ancaman memang bagi material atau mungkin keuntungan akan semakin kapital. Hanya bertumpu ke pemodal.

Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa. Kejujuran adalah segalanya. Di dunia kepenulisan, kejujuran bahkan ketulusan dalam menulis terus diperjuangkan.

Kira-kira sebagai anak melayu saya ingin merangkai kalimat demikan, jika kata susah bertuah maka hati akan gunda. Jadilah engkau pemilik makna bukan munafiq pada kata-kata.

Begitulah merangkau makna. Hadirkan diri apa adanya. Tetaplah menggores pena, merangkai kata satu persatu, susun lagi bagan paragraf yang sambung menyambung. Penuh spirit dan kecintaan. Inilah kecanggihan sesungguhnya mengalahkan kecanggihan artifisial itu sendiri.

Pada muara makna kita pun pada akhinya paham. Betapa menulis bukanlah prihal komersial atau material semata.

Menulis adalah seni hati, keindahan bertuah bahkan mampu jadi kekuatan doa paling lirik pada terangkainya keindahan kata.

Maka tetaplah menulis ditengah kecanggihan badai artifisial yang melanda. Titip doa dan harapan lewat pena yang kalin tulis. Salam hormat dari saya.

Salam.

albarr.art.blog
albarr.art.blog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun