Suasana asri, tampak terlihat pegawai dan penghuni lainnya yang selesai olah raga berkeliling. Ada juga rombongan beberapa ibu yang mendorong anaknya yang disabilitas menuju kantin.
Ternyata takdir berkata lain, saya kembali dipertemukan dengan "pemalak" tadi. Saya kira dia akan lupa, tapi saya salah duga, dia sengaja menunggu saya keluar.
"Ndi, limang ewu" menagih janji saya. Saya pun tertawa, saya buka dompet (kebetulan dompet saya hanya berisi 20 ribuan, Lima ribuan dan dua ribuan. Saya ambil 20 ribuan yang merupakan pecahan terbesar didalam dompet.
"Limang ewu!" katanya sambil menolak sodoran uang, Saya kaget,  membatin kok gak mau. Kembali saya buka dompet, dan mengambil lima ribuan, sambil bertanya  "arep nggo opo"? Tanya saya sambil senyum. "nggo tuku rokok" jawabnya sambil meringis senang,"omahku adoh" teriaknya sambil berjalan menuju kantin. Saya kaget, kok dia tahu yang akan saya tanyakan.
Pertemuan Yang Mengesankan
Peristiwa "pemalakan" tersebut rupanya diamati oleh seorang anak yang sedang duduk di kursi roda, karena menunggu ibunya sedang dikantin.
"Om, orang tadi minta uang ya?" tanyanya. "iya, minta uang" jawab saya sambil tersenyum. Ada rasa iba didalam hati ini melihat kondisinya.
"buat apa Om?", lanjutnya. Saya pun mendekat "gak tau, katanya buat beli rokok" tetap sambil tersenyum. Mendengar itu dia tertawa, saya ikut tertawa.
"om pegawai sini ya, kok gak pernah lihat?" tanyanya. "Bukan saya dari Jombang, bertamu kesini, menemui Pak siapa itu, kepala sini", saya benar-benar lupa nama Ka sentra yang baru, padahal tadi baru saja bertemu.
"oo, Pak Nova, baru itu om, dulu Pak Agung, trus diganti Pak Nova" jelasnya. Saya hanya tersenyum mendengar penjelasanya, awal kekaguman saya pada anak ini.
"Kamu kok disini, namamu siapa, rumahmu mana?" tanya saya basa basi. "Namaku Bagas om, rumahku Jawa timur, Trenggalek Om, saya disini sudah setahun lebih, mau pulang, saya disini buat terapi" jelasnya runtut dan sambil tertawa, tidak ada gurat kesedihan.