Alhamdulillah, mereka tidak kenapa-kenapa, hanya tadi sempat beristirahat di bawah pohon dan tempatnya agak rimbun sehingga tidak melihat dan terlihat ketika teman-teman yang  lain lewat.
Di Sabana 1 ini kami menikmati Soto dan Gulai Ayam yang dikemas dalam bentuk POP Mie, rasanya sangat nikmat, ditambah dengan Arem-arem yang dibawa Mas Eko. Sambil menyeruput kopi dan teh buatan Mas Pri dan Mas Yoko.
Tempat kami istirahat di Sabana 1 ini cukup terlindung dari angin, sehingga nyaman. Di sini juga merupakan tempat Camp jika ikut Open Trip Merbabu.
Namun harus hati-hati, karena di sini banyak monyet berkeliaran. Saya sempat melihat "Bos Monyet" yang cukup besar mendekat perkemahan yang dibangun oleh para Porter Merbabu. Sayangnya saya tidak berhasil mengambil fotonya, jadi tidak bisa membedakan apakah monyet atau lutung jawa.
Disini juga, Si Thole menunaikan kebiasaannya -Maaf- BAB Â digunung. Mungkin karena masih remaja jadi metabolismenya cukup pendek.
Harus Turun Juga, Tidak Selamanya Berada di Puncak
Setelah cukup beristirahat dan memulihkan stamina, kami segera berkemas dan melanjutkan perjalanan untuk turun.
Perjalanan turun pada dasarnya lancar-lancar saja, namun karena saat itu hari sabtu maka kami seringkali bertemu pendaki. Jalur Merbabu Via Selo yang sempit membuat kami harus berhenti untuk bergantian. Jika weekend memang banyak pendaki yang naik baik mandiri, kelompok atau ikut Open Trip.
Tapi tidak mengapa, kami juga tinggal turunnya saja, juga tidak ada beban di pundak kami, karena tektok. Dibandingkan dengan para Samson Merbabu yang membawa lebih dari satu tas carrier para pendaki. Jadi sedikit bersabar ada baiknya.
Setelah Pos 3 di mana jalur landai, langkah kami juga semakin cepat. Beberapa dari kami sudah berlari dan jauh meninggalkan kami yang di belakang.