Mendekati tol Romokalisari, antrian kendaraan sudah kelihatan mengular. Disebelahnya tol yang langsung menuju GBT dijaga ketat petugas, nampak kosong melompong. Kendaraan didepan saya juga ingin masuk kesitu, kelihatan sedang berdebat dengan petugas, gagal. Mereka akan melajukan kendaraan sesuai arahan petugas. Kami yang menyaksikan itu ikutan lemes, terbayang kemacetan yang entah kapan terurai.
Dan, ternyata Allah SWT meridhoi kami untuk menonton pertandingan ini. Belum sempat kendaraan kami dan kendaraan didepan tadi meninggalkan tempat tersebut, ada seorang petugas dari Jasa Marga tergopoh-gopoh. Meneriaki kami, "yang ke GBT boleh masuk" teriaknya.
Dan kami semobil langsung mengucapkan puji syukur yang tiada hentinya atas karunianya ini. Rasanya langsung mak plong, sangat lega. Saya segera menggeber kendaraan saya, takut para petugas berubah pikiran. (he he he)
Jalanan masih sepi, karena memang dua kendaraan ini adalah yang pertama diijinkan melewati jalan ini. Bebarengan dengan itu, di radio SS ada pernyataan dari Kasatlantas Polresta Surabaya bahwa pintu tol GBT dibuka untuk semua kendaraan penonton.
Di kejauhan, Stadion berkapasitas 45.000 penonton tampak berdiri gagah ditengah area tambak. Didekatnya nampak gunung, gunungan sampah tepatnya. Menjelang Maghrib sudah memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang sudah disediakan.
Sebelum turun kami saling bermaaf-maafan, karena di dalam mobil sempat saling menyalahkan dengan versinya masing-masing, tentunya dengan dengan perasaan yang jauh lebih bahagia dan tenang. (he he he)
Pertandingan yang luar biasa
Untuk masuk kedalam tribun kami harus melalui dua kali pemeriksaan. Yang pertama pengecekan tiket yang berupa gelang. Yang kedua agak panjang, harus antri satu persatu. Pengecekan badan dan barang bawaan untuk mencari barang terlarang. Salah satunya adalah botol minuman. Dilarang keras. Jadi semua yang bawa botol wajib di pindah ke plastik yang sudah disiapkan petugas. Termasuk botol minuman kami, Tupperware, terpaksa ditinggal di gate. (Ini yang menyebabkan istri saya khawatir sepanjang pertandingan, mikirin botol tupperwarenya hilang. (he he he he)
Korek juga dilarang, rokok boleh. Ini sempat membuat saya berpikir wah, pertandingan ini bakalan seperti naik pesawat "tanpa asap rokok", tapi tetap saja banyak yang merokok didalam. Padahal pemeriksanya tanpa kompromi, tapi tetap saja ada yang lolos screening.