Mohon tunggu...
Nadzir Albanna
Nadzir Albanna Mohon Tunggu... -

Pemuda (hampir) ganteng.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pijat Dalam Botol

22 Maret 2010   22:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukur itu ada 2 pemahaman dasar.

Pertama, syukur itu artinya menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsi dan tempatnya. Kalau sampeyan naroh "burung" sampeyan di sarang yang bukan hak sampeyan, ya itu namanya ndak bersyukur. Lah, ladang orang laen kok maen serbu aja...

Kalau sampeyan punya otak, mbok ya dipake otaknya... Kalau sampeyan punya suami, mbok ya dibedayagunakan tuh suami.. Jangan dianggurin mulu.. Kalau sampeyan punya istri juga mbok ya jangan dijadiin samsak hidup... Ndak syukur iku artine..

Kedua, berterima kasih kepada Yang Maha Memberi. Dikasih istri yang cantiknya kayak Dian Sastro, mbok ya bersyukur. Ndak perlu liat-liat rumput tetangga. Dikasih suami yang kasep kayak sayah, mbok ya bersyukur. Ndak perlu lah ngebandingin sayah sama Mas Bret Pit. Percaya saja, Tuhan punya takaran sendiri yang pas buat kita. Tuhan adalah Maha Dokter. Ia tau betul takaran dosis untuk hambaNya. Tugas kita sebagai hamba ya bersyukur. Berterimakasih. Ojo banyak protas-protes soal nikmat.

"Barang siapa yang bersyukur, niscaya akan Kutambah nikmat(dari)Ku. Barang siapa yang tidak bersyukur... Sungguh azabKu teramat sangat pedih.."

Termasuk saat dihadapkan pada masalah. Ya bersyukur atuh jang... Tuhan teh sayang sama Ujang... Makanya Tuhan ngasih ujian kesabaran supaya Ujang naek kelas... Kelas Taqwa Jang.. manusia itu dihadapan Tuhan semua sama kecuali urusan taqwa... Ujang mau kan "dipandang" oleh Tuhan dengan cinta?

****

Ugh.. sayah ndak menyangka ngobrol sama sampeyan soal sabar dan syukur yang terdengar sederhana ini ternyata susah betul. Susah karena sayah bisa dibilang "muallaf" dalam ilmu sabar dan syukur. Saya harus banyak belajar dari sampeyan yang sedari tadi bersabar mendengarkan ocehan sayah... Dan atas dasar belajar bersabar pada sampeyan pula maka saya harus bersabar untuk menahan diri bercerita tentang satu kisah tentang anak jalanan yang "bernasib tragis".. Ah.. sudah lah.... nanti lain kali saja...

Ups.. hampir lupa...

Ternyata.. yang memancarkan sinyal Es.Oh.Es itu bukan siapa-siapa. Ternyata itu adalah mata saya sendiri. Mata sayah sudah sangat jauh menurun kemampuan mengubah cahaya menjadi makna. Jangankan membaca buku berjam-jam, untuk melihat iklan kampanye pilkada yang jelek-menyolok minta ampun itu saja saya sudah kewalahan. Jangan kata nyetir pas hujan, naek motor malam-malam sepulang dari warung kopi simpang gatot subroto aja sayah udah kewalahan. Ndak jelas mana jalan mana trotoar. Kabur!

Ah, sayah harus kabur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun