Mohon tunggu...
Nadzir Albanna
Nadzir Albanna Mohon Tunggu... -

Pemuda (hampir) ganteng.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Note Actually

21 Maret 2010   14:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Romantisme saya bukan romantisme picisan ala remaja ababil yang cukup mabuk hanya dengan lirik-lirik lagu band pop jaman sekarang.

Maaf.

Mungkin kata-kata saya terdengar belagu, tapi apa yang harus saya katakan jika Tuhan menitipkan sedikit romantisme kepada laki-laki seperti saya. Sampeyan mau protes?

Tapi ndak usahlah protas-protes... Saya kasih tau sedikit rahasia. Ini cukup antara kita berdua saja ya.. Sampeyan kan kawan saya, jadi saya tidak ragu berbagi sedikit rahasia kepada kawan.

"Rahasia apa Dzir?"

Romantisme.

Kan tadi saya sudah bilang sebelumnya kalao romantisme yang ada dalam diri saya sebenernya ndak ada apa-apanya. Kalau dibandingkan dengan Guru yang ngajarin saya untuk menjadi romantis.

"Siapa guru kamu Dzir?"

TUHAN.

"Weish! Jangan ngawur kamu Dzir!"

Ndak.. saya ndak ngawur. Tuhan adalah Maha Guru. Tuhan adalah Dzat Yang Maha Romantis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun