3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Jawab:
Tidak ada lagi pertanyaan karena semua sudah dijelaskan dengan baik oleh fasilitator dan dikuatkan dalam sesi diskusi.
Pada dasarnya keputusan yang diambil akan sangat terbantu kalau kita menerapkan proses coaching dalam proses pengambilan keputusan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawab:
Guru yang memiliki kemampuan social emosi yang baik akan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Guru tersebut akan melihat masalah dengan sudut pandang yang lebih luas. Luasnya sudut pandang ini akan membuatnya lebih bijak dan tepat memutuskan sesuatu.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawab:
Dalam membahas suatu kasus nilai-nilai yang dianut guru akan sangat menentukan hasil keputusan. Oleh karena itu guru harus berpegang teguh pada nilai kebajikan universal, rasa tanggungjawab, dan menunjukkan keberpihakan pada murid.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?