Tak lama setelah rombongan Bu Nurhayati pulang, datang tamu pembesuk lain. Beliau seorang pensiunan yang sangat bersemangat dalam kegiatan keislaman dan dakwah. Selain motivasi dan do’a, ia juga membawakan kue-kue yang enak banget buat saya.
Ya Allah, terima kasih, Engkau telah menghadirkan hamba-hambaMu untuk menghiburku.
Sebelum pamit pulang, tamu satu ini menawarkan sesuatu ke saya. ‘’Pak Sani,’’ katanya. ‘’Nanti kalau sudah keluar dari RS, saya beri referensi untuk berobat ke dokter langganan saya. Ini nomor kontaknya. Kalau sudah ketemu dia, bilang dari saya ya.’’
‘’Terima kasih, Pak. Kenapa begitu Pak?’’ Saya penasaran.
‘’Maklumlah, pasien beliau banyak sekali, jika tidak ada layanan khusus, maka pasien harus ngantri panjang sekali. Saya nanti akan telepon beliau sebelum Pak Sani datang, biar nanti langsung dilayani secara privat.’’
‘’Alhamdulillah,  terima kasih banyak Pak,’’ hanya itu yang bisa saya sampaikan. Ternyata, pertolongannya belum berhenti sampai di situ. ‘’Nanti jangan bayar ya, biar saya saja yang menaggung biayanya.’’
Subhanallah....
Saya tidak heran juga atas sikapnya. Beliau ini memang ringan tangan dalam membantu orang. Pernah ada sahabatnya masuk rumah sakit, beliau yang tanggung biayanya karena persahabatan mereka.
Masya Allah, tatkala berpamitan, tamu saya ini memberikan cek senilai Rp 5 juta. ‘’Ini dari saya pribadi untuk Pak Sani pribadi ya,’’ bisiknya sambil memberikan cek tersebut.
Masya Allah, nikmat mana lagi yang bisa saya dustakan dari karunia Allah selama saya dirawat 3 hari di rumah sakit.
Hari terakhir dirawat, kondisi badan saya semakin stabil. Tapi, masih perlu kontrol untuk memantau kondisi kesehatan. Dokter sudah membolehkan rawat jalan alias pulang.