Siang di hari kedua di Rumah sakit, saya menjalani pemeriksaan laboratorium untuk tes darah dan MRA guna melihat kondisi kepala; Apakah ada kelainan atau sesuatu yang menjadi pemicu pusing dan vertigo. Pemeriksaan selesai, saya dengan kursi roda diantar istri kembali ke kamar inap.
Alhamdulillah, di kamar inap sudah menunggu Ibu Nurhayati dan Ibu Rusydi beserta jamaah Majelis Ta’lim Al-Azhar.
Beliau memberikan motivasi untuk bersabar atas karunia sakit dari Allah SWT. Subahanllah ini menjadi tambahan kesejukan hati atas perhatian dari ibu-ibu.
Dalam perbincangan, Bu Nurhayati mengatakan, ‘’Pak Sani, jika nanti sudah keluar dari RS ini, biar saya minta sopir saya jemput Bapak. Saya akan bawa Bapak ke tempat pijit urut tuna netra langganan saya di Santa (daerah Blok M Jakarta Selatan). Di sana ada salah satu tukang urut ahli nanganinvertigo. Saya juga dulu kena vertigo, dan sembuh setelah diurut di sana.’’
‘’Ah, jangan repot-repot menjemput saya, Bu,’’ jawab saya.
‘’Ya, iya lah. Masak lagi sakit Bapak mau nyetir sendiri, nanti malahan bahaya!’’ Keluar deh naluri keibuannya.
‘’Baik Bu, baik, Insya Allah, seneng banget saya dapet tawaran Ibu. Dijemput dan diantar lagi, kayakbos aja.’’
‘’Emang situ kan bos, he he he,’’ canda Bu Nurhayati.
‘’Saya ini hanya pelayan ummat, Bu.’’
‘’Ya sudah, pokoknya nanti kalau sudah boleh pulang, biar dijemput sopir saya.’’
‘’Baik Bu. Terima kasih ya.’’ Kami sama-sama bahagia.