Oke, sekian intro perbincangan tentang BTS nya. Sekarang beralih menuju inti dari apa yang ingin aku bahas di blog kali ini.
Buku yang habis kubaca ini berjudul Mono Lyrics Analysis karya penulis Vanesa Felicia yang lebih dikenal dengan nama pengguna di akun instagramnya yaitu @saturnesss.Â
Aku gak tahu buku ini pernah diterbitkan secara ISBN atau enggak. Tapi, yang aku tahu waktu itu memang penulisnya pernah menerbitkan buku-buku hasil analisisnya di penerbit biasa. Karena memang kali ini yang aku baca adalah buku pdf hasil Pre-Order penulisnya lewat instagram.
Cuss deh, kita bahas apa sih isi bukunya?
Kamu pasti tahu dong album solo yang diproduksi oleh member BTS, khususnya para rapper-nya disebut dengan mixtape. Seperti Agust D a.k.a Suga, lalu J-Hope yang punya album mixtape-nya masing-masing. Kini, yang akan kubahas adalah Playlist Mono by RM. Kenapa disebut Playlist dan bukan Mixtape? Yup, berbeda dari mixtape RM sebelumnya, RM menamai album solonya dengan sebutan RM Mono Playlist.
Karena dalam mixtape kan judul lagu-lagunya disusun berdasarkan vibe atau nada musiknya dan gak punya keterkaitan atau kelanjutan cerita satu sama lain. Sedangkan Playlist yang disusun RM ini disusun berdasarkan judul lagu dengan awal cerita hingga chorus dan ending dari cerita di lagu tersebut. Intinya, kayak dalam album ini lagu-lagunya disusun berdasarkan urutan cerita.
Dimulai dari Tokyo, Seoul (prod. HONNE), Moonchild, Badbye, Uhgood, hingga Everythingoes dan Forever Rain.
Dalam buku analisis ini sudah pasti penulis menganalisis makna selain dari terjemahan lagunya agar kita--pembaca--lebih memahami maksud RM dalam lagunya. Pertama, Tokyo. Dalam lagu ini Namjoon bercerita dalam liriknya tentang dirinya yang merasa kesepian.
"Wake up in Tokyo, feel like a torn soul
I know it's time to grow
I see Pinocchio wearing a poncho