Tentunya apapun itu, mungkin saat ia masih kecil cita-cita boleh jadi ingin menjadi Youtuber. Bukankah saat kita kecil dahulu juga seringkali menyebutkan profesi yang sepertinya sangat sulit digapai? Namun, seiring usia bertambah, semakin melihat bagaimana hidup berjalan dan dengan berbagai kebatasan yang ada. Entah meragukan diri, dorongan eksternal dan internal sangat berpengaruh.Â
Saat saya mengajar di kelas setara SMA misalnya, saat saya tanyakan apa cita-cita mereka. Kelas sepuluh rata-rata masih menggebu-gebu dalam menjawab cita-cita mereka, kelas sebelas memiliki kadar yang mulai menurun dalam menggebu-gebu menjawab cita-cita mereka, dan ketika saya tanyakan hal tersebut pada kelas dua belas, dimana tingkat akhir dari sekolah, rata-rata jawaban mereka membuat saya miris. 'Yang penting saya bisa lulus sekolah aja, Bu', 'Gak tahu, Bu saya bingung', 'Bisa dapet kerja aja udah syukur, Bu' begitulah kira-kira jawaban yang saya dapat.
Jadi, profesi apapun nantinya anak menjawab akan cita-citanya, sebagai orang tua harusnya dapat menuntun bakat dan kemampuan dimana si anak ahli dalam suatu bidang tersebut. Dukungan berupa ujaran saja dengan perkataan 'semangat ya, Nak' atau bahkan memberikan dukungan dengan memperhatikan bakat si anak dan memberi apresiasi atas setiap pencapaiannya sudah sangat berarti bagi si anak. Walaupun, tentu saja semangat, kerja keras, berdoa, dan berjuanglah yang akhirnya menjadi penentu kesuksesan seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H