4. Regulasi dan Kebijakan
Kebijakan pemerintah terkait migas non-konvensional masih dalam tahap perkembangan. Kurangnya kepastian hukum dan insentif bagi investor menjadi hambatan dalam menarik minat perusahaan migas untuk masuk ke sektor ini.
5. Isu Lingkungan
Teknologi seperti hydraulic fracturing sering kali dikritik karena dampaknya terhadap lingkungan, termasuk risiko pencemaran air tanah, penggunaan air dalam jumlah besar, dan potensi gempa bumi mikro. Hal ini menimbulkan resistensi dari masyarakat lokal dan kelompok lingkungan.
6. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengembangan migas non-konvensional membutuhkan tenaga ahli yang memiliki keterampilan khusus dalam teknologi pengeboran canggih. Indonesia masih memerlukan peningkatan kapasitas SDM di sektor ini.
Strategi untuk Mengatasi Tantangan
Agar potensi migas non-konvensional dapat dimanfaatkan secara optimal, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga industri:
1. Investasi dalam Teknologi
Pemerintah dan perusahaan migas perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi eksplorasi dan produksi migas non-konvensional. Kerja sama dengan perusahaan internasional yang memiliki pengalaman di sektor ini juga bisa menjadi solusi.
2. Insentif untuk Investor
Pemerintah dapat memberikan insentif berupa keringanan pajak, pembagian keuntungan yang menarik, atau subsidi untuk mendukung eksplorasi migas non-konvensional.