Mohon tunggu...
Alan Singkali
Alan Singkali Mohon Tunggu... -

aktifis Salemba 10

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Singa dan Macan, dari Alengka sampai Sri Lanka!

27 April 2018   22:09 Diperbarui: 27 April 2018   22:25 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MALAY MUSLIM
Bukan hanya Syekh Yusuf yang dibuang ke Sri Lanka, tapi banyak lagi tokoh dari Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia yg dibuang ke sini. Mereka membentuk komunitas-komunitas dan mendirikan masjid. Mereka kemudian menjadi salah satu etnis yang dikenal sebagai Malay Muslim.

Resimen Melayu yang dibentuk Belanda di masa lalu dan ditempatkan di Sri Lanka juga menjadi salah satu komunitas besar. Mereka membangun Malay Military Mosque di Java Lane, di daerah yang disebut Slave Island. Ada 2 jenis orang Melayu yang hidup di Sri Lanka. Yaitu Resimen Melayu yang kebanyakan bersembahyang di Java Lane, dan orang Priman (freeman/ orang sipil) yang mendirikan masjid Wekande.

UMAT BERAGAMA DI SRI LANKA
Kehidupan umat beragama di Sri Lanka cukup toleran. Ini terlihat dengan ragamnya penganut agama yang secara bebas dapat mengekspresikan keyakinannya. Pada 2008 Sri Lanka menempati urutan ketiga dalam survei Gallup sebagai negeri paling relijius. Di banyak sudut kita dapat melihat patung Buddha ataupun Bunda Maria, selain itu juga tidak jarang ditemukan masjid maupun kuil Hindu.

Agama Buddha mazhab Theravada memang menjadi agama mayoritas di Sri Lanka yang banyak dianut etnis Sinhala. Jumlahnya mencapai 69% populasi. Sedangkan etnis Tamil mayoritas menganut agama Hindu yang jumlahnya 15%. Di masa lalu terjadi konflik antara etnis Sinhala dengan etnis Tamil. Sebuah milisi minoritas Tamil yang dikenal sebagai Macan Tamil melakukan pemberontakan sampai terjadinya kesepakatan damai di tahun 2009.

Islam dianut beberapa etnis yang populasinya mencapai 1,7 juta jiwa. Etnis-etnis tersebut antara lain Moors (Arab), Melayu, dan Gujarat. Sedangkan Kristen (Katholik dan Protestan) hanya sekitar 7 persen yang berasal dari etnis Sinhala, Tamil India, Burgher (campuran Eropa), dan lain-lain.

MACAN TAMIL
Macan Tamil adalah sebuah organisasi pemberontak yang menginginkan berdirinya sebuah negara Tamil di bagian timur laut Sri Lanka. Di wilayah ini memang bermukim mayoritas warga Tamil yang semakin banyak jumlahnya saat kolonial Inggris memobilisasi mereka dari India Selatan pada 1830-an sebagai pekerja perkebunan. Kedekatan mereka dengan pemerintah kolonial Inggris akhirnya membuat adanya ketimpangan kelas antara masyarakat jajahan Sinhala dan Tamil.

Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Inggris membuat etnis Tamil lebih maju dan banyak mengisi posisi fungsional strategis di sisi kolonial Inggris. Ini menimbulkan kecemburuan sosial oleh etnis mayoritas Sinhala, selain karena perbedaan agama. Pasca kemerdekaan diberikan pada 1948 dengan status dominion, keadaan berbalik. Mayoritas Sinhala yang memerintah dengan berusaha menghilangkan eksistensi Tamil.

Ini karena dendam masa lalu yang belum padam. Pemerintah Sinhala di awal kemerdekaan ingin menjadikan Sri Lanka sebagai negara Buddhis. Inilah yang membuat rasa diskriminatif oleh minoritas Tamil, menjadi keinginan memisahkan diri di wilayah timur laut.

Sejak munculnya berbagai gerakan protes di awal 70 an, pemerintah Sri Lanka sebenarnya sudah mulai toleran terhadap perbedaan etnis dan agama. Namun pada tahun 1976, empat tahun setelah menjadi republik, berdirilah Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE/ Macan Tamil).

Organisasi ini bertanggung jawab atas aksi-aksi teror dan eksploitasi anak-anak sebagai tentara. Total korban tewas sampai bubarnya organisasi ini tahun 2009, mencapai ratusan ribu jiwa. Setelah pemimpinnya, Velupillai Prabhakaran, ditemukan tewas maka berakhir pula aksi organisasi ini.

Jejak etnis Tamil tidak hanya di India atau di Sri Lanka. Di Indonesia, khususnya di Medan juga populasinya mencapai 40 ribu jiwa. Ini sangat mewarnai keragaman Hindu di Indonesia. Praktik keagamaannya sangat berbeda dengan Hindu Bali. Kesemuanya itu perlu terus dijaga agar setiap manusia dapat hidup dengan tenang, khususnya dalam berkeyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun