Namun Marquez juga pasti punya pertimbangan. Di akhir musim dia nampak lebih sabar menunggu momentum, dia juga sudah sangat sering jatuh tahun ini. Jika Marquez jatuh, Rossi bisa juara dunia. Jika Marquez melalukan manuver saling salip, bisa juga Lorenzo yang tersenggol, dan inipun akan membuat Rossi menjadi juara dunia. Jadi apapun keputusan Marquez tetap akan menuai pro kontra. Tapi saya pikir Marquez hanya cari aman, karena kalaupun berhasil menyalip Lorenzo, itu tidak akan merubah apapun. Tetap Lorenzo yang juara dunia.
Kembali ke soal kompetisi. Lorenzo sangat layak menjadi juara moto GP 2015 karena secara statistik memang masih jauh lebih baik dibanding Rossi tahun ini. Terlepas sporter Rossi lebih banyak, itu sama sekali tidak merubah apapun.
Lorenzo berhasil menjadi yang tercepat sebanyak 7 kali sementara Rossi hanya 4 kali. Di luar itu, pole position Lorenzo juga sangat jauh lebih baik dibanding Rossi. Jadi jika ada yang menganggap Lorenzo tidak pantas juara, saya pikir agak aneh. Satu-satunya alasan kenapa Lorenzo sempat kehilangan banyak point adalah karena motornya bermasalah atau terjatuh. Tapi soal kecepatan, tidak ada yang bisa meragukan kemampuannya.
Rossi memang legenda dengan koleksi juara dunia 7 kali, namun zaman berubah dan musim berganti, selalu ada generasi baru yang harus bisa kita nilai secara objektif. Kehadiran rider baru seperti Lorenzo, Marquez dan Pedrosa tidak bisa kita anggap tidak lebih baik dari Rossi jika menilai peforma beberapa tahun terakhir.
Jadi, apapun yang terjadi di lintasan, Lorenzo tetap juara dunia 2015. Kalaupun banyak yang tidak suka dengan gaya Lorenzo yang langsung ngacir, itu hanya soal selera. Toh kompetisi moto GP memang mencari yang tercepat, sementara atraksi hanya bonus. Kalaupun ada yang menuduh konspirasi dan sebagainya, sejarah tetap akan mencatat Lorenzo sebagai juaranya.
Sampai di sini saya jadi teringat ucapan Mourinho yang berhasil juara Champion bersama Inter Milan. "Sejarah hanya akan mencatat skor akhir." Hal ini dikarenakan Mou disindir bermain pragmatis, tertutup dan parkir bus saat melawan Barcelona.
Bagi sebagian orang taktik seperti itu mungkin tidak menarik, tapi bertahan juga adalah bagian dari seni bermain. Tidak salah. Toh pemenang dalam sepak bola adalah tim yang mencetak gol lebih banyak ke gawang lawan. Apapun caranya selama tidak melanggar aturan main, seharusnya tidak masalah. Kalaupun ada yang tidak suka, itu hanya soal selera saja. Jadi tak perlu memaksa orang lain untuk satu selera.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H