Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Lorenzo Sangat Layak Juara

10 November 2015   18:34 Diperbarui: 10 November 2015   18:38 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Lorenzo resmi menjadi juara dunia moto GP 2015 setelah berhasil menjadi yang tercepat di Valencia. Namun status juara tersebut dianggap kontroversi bagi sebagian orang. Muncul anggapan Marquez dan Pedrosa mengawal Lorenzo, Marquez membantu Lorenzo dan sebagainya.

Dalam olahraga semua bisa terjadi, setiap kontestan dapat melakukan apa saja termasuk pelanggaran. Dalam moto GP 2015, perselisihan Rossi dan Marquez sudah terjadi sejak awal musim, di GP Argentina. Saat itu Marquez terjatuh karena bersenggolan dengan Rossi. Namun sekalipun hal tersebut dilakukan secara sengaja oleh Rossi, itu sama sekali tidak melanggar aturan moto GP. Konsekuensi.

Pertarungan selanjutnya yang paling saya ingat adalah saat di tikungan terakhir Rossi terpaksa keluar lintasan karena berduel dengan Marquez, namun berhasil memotong jalur dan menjadi yang tercepat di GP Belanda.

GP Australia mungkin menjadi pertarungan paling menarik sepanjang moto GP 2015. Sejak start, 5 pembalap terdepan sudah saling salip, hal ini terjadi hingga lap terakhir. Pertarungan sengit itu dimenangkan oleh Marquez, Lorenzo kedua dan disusul Ianone. Rossi di posisi empat dan Pedrosa urutan lima. 

Di luar balapan, Rossi juga sempat menyindir-nyindir Marquez saat prescon sebelum GP Malaysia. Bahkan sempat menuding dan mempermasalahkan Marquez sengaja mengambil posisi di depan Lorenzo saat kualifikasi untuk membantu lawannya tersebut.

Saya sempat kaget dengan sikap yang ditunjukkan Rossi, seolah ada nada frustasi. Apa yang terjadi? Kalau melihat momen terdekat dari GP Malaysia tentu saja GP Australia. Rossi sangat berpeluang finish di posisi 3, namun Ianone menggagalkannya. Sehingga mungkin ini yang membuat Rossi cukup sensi.

Puncaknya Rossi menendang Marquez hingga terjatuh. Saya ulangi, Rossi menendang Marquez hingga terjatuh. Hal ini dipicu oleh aksi saling salip antara Marquez dan Rossi yang sebenarnya lumrah dan sudah sering terjadi sejak awal musim. Namun dengan hal ini Rossi merasa Marquez sengaja memprovokasinya sehingga terjadilah insiden menendang Marquez.

Rossi bisa beralasan dan pendukungnya bisa membelanya, namun kamera dari atas atau heli sangat jelas Rossi menendang Marquez. Cukup logis memang kalau motor Marquez itu berat dan tidak akan jatuh kalau hanya ditendang, itu alasan Rossi. Namun Rossi lupa bahwa untuk menjatuhkan Marquez, dia cukup menendang tangannya, bukan motornya. Itulah yang dilakukan Rossi. Ujung dari insiden ini adalah hukuman bagi Rossi: start di posisi paling buncit di GP Valencia.

Di GP Valencia, Rossi sempat menyalip 22 rider di depannya dan berhasil mengakhiri balapan di posisi 4. Banyak orang menganggap rider yang lain sengaja menyingkir, padahal saya pikir itu murni kelihaian Rossi yang berhasil menyalip dengan mudah. Andai anggapan mereka benar bahwa rider lain sengaja menyingkir, betapa tidak sportifnya moto GP 2015.

 Sementara Marquez yang sejak lap pertama membuntuti Lorenzo dinilai sengaja tidak menyalip, lalu Pedrosa berada di belakang untuk menjegal Rossi kalau berhasil mendekat. Oke, anggaplah skenario ini benar, apa ada yang bisa membuktikannya? Tentu saja tidak. Sama seperti Rossi yang membuat Marquez terjatuh di GP Argentina. Kalaupun ada yang menganggap salah, itu pasti hanya soal persepsi dan asumsi.

Tapi mari saya katakan dengan jelas, kalaupun Marquez berhasil menyalip Lorenzo, itu tidak akan membuat Rossi juara dunia. Catat! Rossi baru bisa juara dunia andai Pedrosa berhasil menyalip Lorenzo. Atau Rossi finish urutan 3.

Namun Marquez juga pasti punya pertimbangan. Di akhir musim dia nampak lebih sabar menunggu momentum, dia juga sudah sangat sering jatuh tahun ini. Jika Marquez jatuh, Rossi bisa juara dunia. Jika Marquez melalukan manuver saling salip, bisa juga Lorenzo yang tersenggol, dan inipun akan membuat Rossi menjadi juara dunia. Jadi apapun keputusan Marquez tetap akan menuai pro kontra. Tapi saya pikir Marquez hanya cari aman, karena kalaupun berhasil menyalip Lorenzo, itu tidak akan merubah apapun. Tetap Lorenzo yang juara dunia.

Kembali ke soal kompetisi. Lorenzo sangat layak menjadi juara moto GP 2015 karena secara statistik memang masih jauh lebih baik dibanding Rossi tahun ini. Terlepas sporter Rossi lebih banyak, itu sama sekali tidak merubah apapun.

Lorenzo berhasil menjadi yang tercepat sebanyak 7 kali sementara Rossi hanya 4 kali. Di luar itu, pole position Lorenzo juga sangat jauh lebih baik dibanding Rossi. Jadi jika ada yang menganggap Lorenzo tidak pantas juara, saya pikir agak aneh. Satu-satunya alasan kenapa Lorenzo sempat kehilangan banyak point adalah karena motornya bermasalah atau terjatuh. Tapi soal kecepatan, tidak ada yang bisa meragukan kemampuannya.

Rossi memang legenda dengan koleksi juara dunia 7 kali, namun zaman berubah dan musim berganti, selalu ada generasi baru yang harus bisa kita nilai secara objektif. Kehadiran rider baru seperti Lorenzo, Marquez dan Pedrosa tidak bisa kita anggap tidak lebih baik dari Rossi jika menilai peforma beberapa tahun terakhir.

Jadi, apapun yang terjadi di lintasan, Lorenzo tetap juara dunia 2015. Kalaupun banyak yang tidak suka dengan gaya Lorenzo yang langsung ngacir, itu hanya soal selera. Toh kompetisi moto GP memang mencari yang tercepat, sementara atraksi hanya bonus. Kalaupun ada yang menuduh konspirasi dan sebagainya, sejarah tetap akan mencatat Lorenzo sebagai juaranya.

Sampai di sini saya jadi teringat ucapan Mourinho yang berhasil juara Champion bersama Inter Milan. "Sejarah hanya akan mencatat skor akhir." Hal ini dikarenakan Mou disindir bermain pragmatis, tertutup dan parkir bus saat melawan Barcelona.

Bagi sebagian orang taktik seperti itu mungkin tidak menarik, tapi bertahan juga adalah bagian dari seni bermain. Tidak salah. Toh pemenang dalam sepak bola adalah tim yang mencetak gol lebih banyak ke gawang lawan. Apapun caranya selama tidak melanggar aturan main, seharusnya tidak masalah. Kalaupun ada yang tidak suka, itu hanya soal selera saja. Jadi tak perlu memaksa orang lain untuk satu selera.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun