Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidup yang Fluktuatif

5 Agustus 2015   19:32 Diperbarui: 5 Agustus 2015   19:32 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

Sebagai Alifurrahman/Alan Budiman, saya berharap agar BNI Remittance di Kuala Lumpur bisa terus dimaksimalkan. Di Malaysia itu (2014) ada 2 bank Indonesia yang buka cabang, salah satunya BNI. Kebetulan saya diterima di bank yang lain, namun intinya visi mereka sama, memudahkan para tenaga kerja asal Indonesia.

Saya tau program ini tidak hanya ada di Malaysia, namun di beberapa negara yang terdapat banyak WNI nya. Namun khusus Malaysia, sepertinya perlu sedikt saya beri masukan. Penting untuk diketahui bahwa orang Indonesia di negara tetangga tersebut mencapai lebih dari 1,5 juta jiwa. Sementara yang terdata resmi hanya ratusan ribu.

Dari mana saya dapat data itu? Saya dapat dari perusahaan telekomunikasi Malaysia, untuk kepentingan penelitian informal. Angka tersebut bisa saja lebih sedikit, namun selisihnya tidak akan terlalu jauh dari itu. Ini tercatat karena semua pengguna telpon seluler di Malaysia wajib menyertakan Identitas resmi, kalau pendatang bisa paspor. Sekalipun visa mati, tetap bisa daftar.

Masalahnya adalah, mayoritas mereka merupakan pendatang ilegal. Sampai sekarang pemerintah belum mampu mengatasi ini. Bank BNI harus berani membuat terobosan agar bisa merangkul semua mereka, sekalipun ilegal. Uang yang mereka kirim selama ini selalu melalui money changer dengan rate luar biasa mencekik. Selain itu tidak terlalu aman juga.

BNI harus memetakan kantong-kantong WNI dan masuk menjadi bagian dari mereka. Contoh kecil saja soal pengiriman uang. Setiap pekerja minimal sekali dalam sebulan mereka mengirimkan uang ke Indonesia.

Meski bekerja di Remittance selain BNI, namun saya faham ada sesuatu yang belum terhubung antara bank dan pekerja. BNI harus mendekati orang-orang penting (anggaplah RT) di setiap wilayah untuk menjadi agen informal, namun tetap ada fee nya. Jika mereka sudah didekati dan dirangkul, maka target mendapat nasabah tak perlu penjelasan lagi. Salahnya, sepengetahuan saya, karena teman saya bekerja di BNI, dua bank Remittance ini lebih menargetkan mendapat nasabah baru. Sementara pekerja orang Indonesia masih kurang tertarik soal itu. Sebab mereka biasa mengelola secara manual. Namun soal pengiriman uang, mereka sangat-sangat membutuhkan. Nah harusnya BNI lebih memfokuskan pada hal ini. Soal strategi dan sebagainya, saya rasa bank sudah memiliki tim yang solid.

Sebagai Alifurrahman/Alan Budiman yang pernah berada di tengah-tengah mereka, saya ikut mendoakan semoga pada akhirnya semua WNI tidak lagi menggunakan money changer yang hanya menguntungkan orang dan kerajaan Malaysia.

Sekali lagi selamat ulang tahun BNI yang ke 69, terus berbagi dan berprestasi untuk negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun