Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Money

Nuklir Iran: Gencatan Senjata Perang Anti Dollar

16 Juli 2015   12:46 Diperbarui: 16 Juli 2015   12:46 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Namun ternyata keseruan perang ekonomi ini sedang mengalami gencatan senjata. Iran sementara dijinakkan dengan dibebaskan dari pesakitan sanksi ekonomi yang membuat Russia kini sedikit kehilangan partner anti dollarnya. Meski begitu hubungan akrab Iran-Russia pasti masih akan berlanjut. 

Setelah ini mungkin harga minyak dunia akan lebih mahal karena Iran sudah mendapat ruang yang cukup untuk menjaga stabilitas negaranya dan tidak akan terlalu ngoyo jualan minyak. Dengan begitu Russia juga akan mendapat 'keuntungan' atas kembali membaiknya harga minyak dunia, sementara itu terus membangun sistem keuangannya sendiri dengan lobi-lobi khusus seperti yang sudah diperagakan oleh China. Dampaknya pada Amerika adalah dollar akan kembali melemah seiring dengan membaiknya harga minyak.

Tidak seru memang jika belum melihat Amerika KO karena dollarnya tidak lagi diterima dunia. Apalagi saya sangat yakin bahwa Iran dan Russia sangat mampu untuk memukul jatuh Amerika. Namun hikmahnya mungkin Israel akan lebih jinak dalam memerangi Palestina. PM Israel Benyamin Netanyahu sangat tidak suka dengan kesepakatan ini karena Iran yang sebelumnya sering tebar ancaman akan lebih percaya diri untuk melindungi Palestina. Bagi Indonesia, mungkin rencana pembelian minyak dari Iran menjadi tak terlalu menarik lagi. Seharusnya pemerintah lebih melihat pada Russia yang saat ini sedang terkena sanksi. Karena secara psikologi, teman sesungguhnya adalah mereka yang tetap ada walau yang lain menghindar. Jika mulai sekarang kerjasama ditingkatkan antara Russia dan Indonesia, maka saat nanti Russia sudah menang seperti iran -entah dibebaskan atau menang mutlak mematahkan dominasi EU dan dollar- kita akan menuai banyak bonus kemenangan.

Selain itu, Iran yang kini sudah bebas patut didekati dan dirangkul agar suatu saat kita juga bisa membangun nuklir dan secara otomatis memiliki posisi tawar yang tinggi selayaknya China dan Amerika. Sambil terus menghilangkan ketergantungan impor pangan, kemudian lanjut pada otomotif dan tekhnologi, sebelum akhirnya mendeklarasikan diri untuk memiliki tekhnologi nuklir. Dan saat itu kita tidak perlu khawatir dengan sanksi ekonomi dan embargo.

Bagaimanapun perang ekonomi sudah sangat nyata di depan kita. Jika hanya menjadi negara baik terhadap semua negara, maka kita akan terus dalam bayang-bayang ancaman negara lain. Sudah saatnya kita bersikap sedikit nakal dengan membujuk Iran agar mau mengajarkan tekhnologinya dan lebih dekat dengan Russia dalam berbagai kerjasama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun