Dari banyaknya teman sekelas dan dosen yang pernah mengajar membuat saya otomatis tau tulisan beliau. Melihat jumlah like dan komentarnya, bisa saya simpulkan beliau lumayan dikenal oleh banyak masyarakat.
Yang paling membuat saya tertegun adalah capture TVONE saat menghadirkan semua perwakilan peserta pemilu yang bisa duduk dalam satu ruangan, hal yang sangat mustahil bisa terjadi di Malaysia. Tentunya keakraban di tengah panasnya persaingan antar caleg cukup menentramkan semua kita.
Maka sudah seharusnya kita bersyukur berada di negara dengan sistem demokrasi yang sangat baik, sehingga perasaan tertekan dan ga puas dengan pemerintah bisa lebih sedikit dibanding rakyat Malaysia. Kita juga harus berterima kasih kepada Presiden Habibie, Gusdur, dan Megawati yang bersedia membuka kran demokrasi, melupakan arogansi kekuasaan yang sepertinya bisa mereka lakukan.
Mari kita terus tumbuh menjadi warga yang dewasa menghadapi dinamika politik, kalau menang bahagialah sewajarnya, kalau kalah segera ucapkan selamat pada pemenang. Saya sendiri cukup bosan dengan kata konspirasi, zionis, yahudi dan sebagainya.
Semoga di pilpres mendatang tak ada lagi tuduhan emosional berikut fitnah dari cerita-cerita bohong yang ga akan pernah bisa dibuktikan. Terutama kader partai islam, jika kalian mengaku sebagai muslim, maka tak ada satu alasanpun yang membolehkan kalian berbohong dan memfitnah. Jangankan memfitnah sesama muslim, memfitnah yahudi saja hukumnya tetap dosa.
Di tulisan ini akan saya akhiri dengan counter attack terhadap anggapan yang mengharamkan pemimpin non muslim.
Walaupun non muslim, kalau dia mampu, maka agamanya untuknya dan keadilannya untuk rakyat. Seperti kata imam hambal "orang fasik yang bisa memimpin, lebih baik dari pada orang sholih dan tak bisa memimpin" Karena menurut imam hambal, kefasikannya untuknya, sedang kemampuan memimpinnya adalah untuk orang banyak (rakyat). Sebaliknya orang sholih, kesalehannya hanya untuk dirinya. Tapi, kelemahan dalam memimpin akan menyengsarakan orang banyal (rakyat).
Cukup sudah hujatan Jokowi tak bisa shalat, bacaan shalatnya ga karuan, cukup. Jikapun Jokowi terbukti tidak lancar melafadzkan ayat suci, apakah kita yakin beliau lebih buruk dari kita di sisi Allah? Kalau kalian menganggap diri kalian lebih baik, maka kalian adalah seburuk-buruknya manusia.
#JKW4P MERDEKAAAA!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H