Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanggapi Klaim 70% Mahasiswi UIN SK Sudah Ga Perawan

15 Oktober 2014   13:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:57 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada tulisan Dharma Putra, ada banyak komentar nyinyir yang membantahnya. Dengan segala argumen menyudutkan penulisnya. Tapi di sini mari kita membuka mata. Mohon maaf kalau harus saya katakan, bahwa kehidupan mahasiswa 10 tahun yang lalu pastilah jauh berbeda dengan tahun diatas 2010, saat sosial media mewabah, smartphone murah dan koneksi internet dari mana saja tanpa perlu ke warnet. Beberapa faktor ini sangat mendukung untuk meningkatkan potensi berpacaran.

Tapi untuk menghindari prasangka buruk, saya tidak akan menuduh bahwa semua yang berpacaran pasti pernah berciuman dan sebagainya. Coba pembaca tanyakan secara pribadi kepada teman-teman mahasiswa, adek-adek, saudara atau anak-anak kalian yang saat ini sedang belajar di universitas. Ajak mereka berbicara dari hati ke hati, apa yang sudah dilakukanya selama berpacaran? Pernahkah kissing, petting dan yang lainya? Sebaiknya kalian tanyakan sendiri. Karena kalau saya menceritakan kondisi teman-teman saya, kalian bisa saja menuduh bahwa saya orang bejat dan teman-temanya generasi rusak seperti di kolom komentar tulisan Dharma Putra.

Kategori 2

Perempuan yang sudah tidak perawan karena pernah ML, mungkin angka persentasenya lebih kecil dari kategori 1 tadi. Namun sebenarnya ini hanyalah tingkatan, step atau tindak lanjut dari kategori 1. Meskipun perlu diingat bahwa yang pernah menjadi kategori 1, tidak semuanya berproses ke kategori 2. Tapi potensinya jauh lebih besar ketimbang mereka yang memegang tangan perempuan saja sudah panas dingin.

Mereka yang sudah berpacaran lebih dari 1 tahun, satu kampus atau satu kota dan sering bertemu, kita bayangkan saja apa yang mereka lakukan setelah bosan dengan ciuman atau pelukan? Namun sekali lagi saya tidak ingin menuduh, kalian bisa tanyakan kepada teman, saudara, adek-adek dan anak-anak kalian nanti. Buatlah mereka mencurakan hati senyaman mungkin, maka kalian bisa tau apa yang sebenarnya terjadi.

Selanjutnya mari kita bahas apa sebenarnya yang membuat hal ini terjadi?

1. Jauh dari orang tua: rata-rata mahasiswa ini tinggal jauh dari orang tua mereka. Rasa takut ketahuan atau kontrol tentu sudah tidak ada lagi. Mereka bisa bebas bereksperimen sesuka hati.

2. Sosmed dan internet: remaja masa kini bisa hunting pacar via sosmed. Liat-liat foto, kenalan lalu ketemuan. Jika dulu yang bisa mengakses film porno adalah mereka yang benar-benar niat dan nakal, maka di era digital ini semua orang memiliki kesempatan yang sama. Bisa sambil tidur-tiduran dengan smartphonya tanpa perlu menonton via DVD.

3. Lingkungan: saat melihat teman berpacaran dan kita tidak, sering digoda oleh teman-teman sekitar. Menjadi jomblo seolah adalah kesalahan.

4. Kesempatan: jika dulu lelaki yang menyatakan cinta pada perempuan, maka di era 2010+ setiap perempuan sudah memiliki keberanian untuk menyatakanya lebih dulu. Bukan lagi tentang sinyal atau godaan tersembunyi, sudah sampai pada 'serangan terbuka'.

Saya bisa memahami kenapa Dharma Putra menyasar UIN Jogja. Selain karena Jogja sebelumnya dikenal sebagai kota pelajar yang mungkin lebih waras dari kota lainya, juga karena ada simbol islam dari kampus tersebut. Namun kini Jogja memang mulai terlihat berbeda. Kita tentu tak bisa menyalahkan angkringan, warung kopi, warnet, kos-kosan, kampus dan sebagainya yang membuat para remaja tersebut bertemu. Namun memang ada beberapa tempat yang kemudian disalahgunakan. Kalian bisa lihat ada berapa warnet esek-esek di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun