Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

20 Oktober yang Lucu, Unik dan Haru

21 Oktober 2014   15:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:17 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat menyapa ribuan rakyat yang berada di monas, Jokowi sempat meminta maaf karena terlambat datang (padahal cuma sekian menit) dengan alasan masih shalat maghrib. Kemudian bertanya pada rakyat yang hadir ini apa sudah shalat? Waah....ini kayaknya tetangga sebelah akan mengecap ini pencitraan. Hehe

Beliau hanya sebentar menyapa lalu kembali berlari keluar panggung. Saat berjalan di bawah panggung ada banyak yang berteriak "Jokowi" namun karena sepertinya terburu-buru harus segera ke istana menemui tamu dari negara tetangga PM Australia, maka Jokowi meminta maaf dengan kedua tanganya. Mungkin melihat rakyatnya cemberut, Jokowi menunjuk-nunjuk dan memberi isyarat agar tersenyum dengan dua tangan di pipinya. Si TNI yang setia menemani juga sempat terdengar meminta maaf.

Setelah ngobrol dengan PM Australia, Jokowi masih menyempatkan diri diwawancarai Najwa Shihab di depan istana secara live dan ekslusif. Wah...ini mungkin pertama kalinya. Tak bisa disembunyikan raut wajah lelah dari presiden ke 7 ini, namun masih berusaha tertawa khas "eh eh eh eh"

Setelah acara selesai, Jokowi mendatangi rakyat yang berada di luar istana dan tak henti-henti memanggil namanya. Dari balik pagar besi tersebut Jokowi menyalami rakyat yang menempel di pagar. Dari unjung ke ujung. Paspampres sempat melarang agar tak terlalu dekat, lagipula ada bonsai. Sebisa mungkin Jokowi menyalami mereka satu persatu. Sempat ada yang histeris namun jauh dari jangkauan, Jokowi kemudian melangkahi bonsai dan berusaha menyalaminya. Ini jelas pemandangan yang sangat mengharukan. Entah apakah saya yang terlalu lebay atau kalian juga meraskan hal yang sama? Rasanya baru kali ini seorang presiden begitu disambut oleh rakyatnya, setelah Soekarno.

Oia sebelum terlupa, pada sore harinya Jokowi sempat menyapa rakyat dari sabang sampai merauke dengan menggunakan teleconference. Jokowi sempat bertanya ke salah seorang anak SD papua "hafal pancasila ga?". Siswa tersebut lancar menyebutkan 5 sila dengan dipandu oleh Jokowi "satu, dua, tiga, empat, lima...wah pinter. Nanti saya kirimi sepeda". Di Papua bagian lain ada juga anak SD yang disuruh menyanyi. Suara-suara itu benar-benar membuat saya merinding. Belum lagi saat Jokowi memanggil salah seorang asli Papua yang berterima kasih sudah diberi kesempatan menginjakkan kaki di istana. Saya lupa kalimat persisnya, tapi kira-kira begini "saat ini orang papua sudah bisa masuk istana. Nanti kalian (anak-anak SD) juga bisa. Asalkan terus belajar" Jokowi kemudian berdiri dan menyalaminya.

Pada anak-anak yang tadi menyanyikan lagu Indonesja Raya, Jokowi juga berjanji akan mengirimi mereka sepeda. Namun di kelompok ini ada 4 orang anak yang mendapat sepeda, mungkin karena beliau melihat ada yang semangat bernyanyi. Padahal yang maju di depan cuma 2 orang.

Itulah cerita 20 Oktober 2014. Saya berkali-kali dibuat terharu dengan pemandangan ga biasa ini. Meski memang masih ada segelitir orang yang tetap nyinyir dan ga suka dengan kejadian kemarin, sepertinya Tuhan sedang menunjukkan kelompok mana yang membuat pilpres panas dengan kafir kafirun, zionis, amerika, israel dan asing yahudi. Mereka yang sempat meracuni Prabowo dengan watak firaunya. Semoga ke depan kita tak lagi menghiraukan segelintir Indonesia Timur Tengah tersebut dan lebih bijak menyikapi 'dagangan agama' mereka. Terakhir, setau saya ummat muslim tidak seperti mereka.

Bersama merah putih menuju Indonesia hebat.

Merdekaaa!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun