Saya sangat yakin beliau tau karena kalau ada teman mau ke rumah dan tidak tau jalan, saya menyebutkan alamat tersebut. Biasanya sopir atau kenek bus mini sudah hafal betul dan akan memberhetikanya tepat di depan rumah. Ini karena di desa Pakandangan cuma ada 2 Mini Plant, selatan dan utara jalan. Jelas tidak akan salah. Dan berikut jawaban dari nomer kurir pengantar barang:
"Kalo itu saya tau Pak, baik hari ini saya ke sana. Mohon maaf lambat"
.
Dari pengalaman inilah saya kemudian selalu meletakkan alamat non formal di atas, selain alamat resmi yang bernama jalan lengkap dengan RT dan RW. Tak lupa juga nomer HP aktif yang bisa dihubungi, karena ini akan memudahkan kurir memberi tahu saya jika ada kiriman.
Bagi teman-teman yang lain bisa saja menyebut gedung, perusahaan atau tempat yang familiar di mata orang-orang. Contoh: sebelah masjid, sebelah kantor polisi, di belakang kantor A dan sebagainya.
Entah ini dibenarkan atau tidak, tapi sampai saat ini saya biasa menyebutkan alamat non formal tersebut agar memudahkan kurir. Karena tidak dilarang, saya berkesimpulan ini boleh saja. Toh untuk kebaikan bersama dan saling memudahkan.
Itulah pengalaman unik saya dengan JNE. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H