Mohon tunggu...
ALANIS ANGELITA
ALANIS ANGELITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Part Time Student, full time a traveler

A traveler

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Kota Kelahiran Mozzart, Salzburg

15 Juni 2021   06:59 Diperbarui: 15 Juni 2021   07:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Setelah dari Istana Mirabel, saya langsung bergegas untuk ke tujuan lainnya, yaitu Benteng Hohensalzburg. Benteng Hohensalzburg adalah benteng tertinggi yang ada di Salzburg sehingga kita bisa menikmati indahnya kota Salzburg dari atas. Untuk naik ke atas, saya harus membayar 10 euro (Rp156.000,00) dengan menggunakan tram naik. Selain bisa menikmati pemandangan dari atas, di atas kita juga bisa masuk ke museum boneka.

Menjelejahi tiap sudut kota di Salzburg membuat saya lupa makan siang. Sebenarnya hal ini juga salah satu trick agar bisa lebih hemat di Salzburg. Makanan di Salzburg sangat menguras dompet. Setelah menghabiskan banyak waktu di Benteng Hohensalzburg, pak supir mengantar saya ke pusat kota atau sering dikenal dengan kota tua Altstadt. 

Di pusat kota, dari satu tempat ke tempat lain sangat mudah dijangkau dengan jalan kaki. Di sana juga adalah waktu paling tepat untuk membeli oleh-oleh khas Salzburg. Suvenir yang paling banyak dijual adalah Mozart, Sounds of Music, dan seniman klasik. Ini dikarenakan Salzburg juga dikenal sebagai kota kelahiran Mozart. Namun saying pada saat itu tidak banyak toko yang bisa dilihat karena toko-toko di pusat kota tutup pada pukul 05.00 sore waktu setempat. Namun, untuk restoran dan kedai kopi buka sampai malam.

Banyak hal yang bisa dijelajah di pusat kota. Untuk menjelajah dari satu tempat ke tempat lain walaupun terkadang jaraknya jauh, tetapi rasa letih sama sekali tidak terasa karena jalanannya menyenangkan dan pemandangan kanan kiri benar-benar baru bagi saya. Tujuan petama di Altstadt adalah Kapitelplatz. Di sana akan ditemkan bola besar dengan warna emas yang dijadikan sebagai ikon tempat itu. Di sampingnya juga ada papan catur raksasa yang biasanya dicoba oleh anak-anak. 

Tibalah saya di suatu tempat yang ramai dengan orang. Rumah itu bewarna kuning. Orang-orang pun berdesak-desakan untuk masuk ke sana. Ternyata rumah itu adalah rumah kelahiran Mozart. Saya pun bergegas masuk untuk melihat peninggalan-peninggalan yang ada. Tak jauh dari rumah kelahiran Mozart, terlihat patung Mozart berdiri kokoh di sana. Banyak turis yang berfoto di depan patung itu. Tempat itu dikenal dengan Plaza de Mozart.

Karena sudah berjalan cukup banyak, akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk-duduk santai di Redisenzplatz. Di sana banyak ditemukan andong khas Austria yang mengajak para turis untuk berkeliling di pusat kota. namun harganya pun cukup fantastis, yaitu sekitar 50 euro (Rp782.000,00). Selain itu, di sana juga banyak disediakan bangku panjang sehingga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki yang mungkin lelah berjalan panjang. 

Setelah menikmati senja di Residenzplatz, saya pun melanjutkan mengakhiri jelajah saya pada sore hari itu. Saya melewati sungai cantik saat perjalanan saya ke hotel dengan jembatan cinta Makartsteg. Mengapa jembatan cinta? Karena jembatan ini mirip dengan Pont des Arts yang ada di Paris di mana orang-orang bisa menggantungkan gembok cinta di jembatan itu.

Pengalaman yang ada di kota Salzburg tidak pernah terlupakan. Keindahan alam, budaya, dan pemandangan kota yang ditawarkan sangat membekas diingatan saya. Ketenangan kota Salzburg seakan memberikan kedamaian dalam diri saya. Salzburg pantas mendapat predikat daftar kota yang harus dikunjungi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun