Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Aku Atheis, Bukan Kafir"

6 April 2021   15:42 Diperbarui: 6 April 2021   15:54 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nek, aku minum-minuman beralkohol disana. Aku mabuk-mabukan sambil goyang-goyang ngikuti alunan musik. Lalu, tak seberapa lama, tetanggaku itu menarik lenganku dan mengajakku ke kamar."

"Memangnya ngapain di kamar?"

"Setelah menutup pintu, tetanggaku itu mulai memelukku Nek. Kemudian dia mulai menciumiku. Aku membalas ciumannya itu. Lalu dia mulai meraba-raba dan meremas-remas payudaraku Nek. Aku semakin menikmatinya. Aku semakin nyaman ketika tangan tetanggaku itu mulai menggerayangi semua bagian tubuhku. Apalagi ketika dia menyentuh kemaluanku. Aku sangat menikmatinya Nek. Terlebih lagi ketika dia mulai menjilati dadaku, kemudian pusar dan kemaluanku. Aku semakin merasa benar-benar seperti di surga Nek. Waktu terasa berjalan begitu lambat, kadang jadi begitu cepat.

Apalagi ketika dia memasukkan sesuatu pada kemaluanku, dan membuatnya maju mundur, perlahan, pelan dan semakin cepat sampai nafas tersengal-sengal. Luar biasa sekali Nek, benar-benar. Aaaaaaaaaaah pokonya tidak bisa aku ungkapkan. Rasanya aku ingin kembali mengulanginya. Pengen banget Nek. Kalau seandainya bisa aku lakukan sepanjang waktu maka akan aku lakukan itu. Lebih-lebih kalau misalkan melakukannya dengan orang lain, orang yang berbeda, bergantian. Waaah, diotak saja rasanya sungguh luar biasa. Apalagi sampai dilakukan. Woooow, pasti nikmatnya tiada tara."

"Memang Syira mau melakukan itu?"

"Iya Nek. Mau banget Nek. Aku ingin mengulanginya lagi dan lagi, setiap hari, gonta-ganti laki-laki."

"Yakin Syira benar-benar mau melakukan itu. Apa Syira tidak menyesal dengan apa yang Syira lakukan?"

"Nggak sama sekali Nek. Bahkan selamanya aku ingin melakukan seperti yang telah aku alami selama sebulan ini Nek."

"Baiklah. Nenek restui kamu. Lakukan apa yang bisa membuat Syira senang dan nyaman, sebelum akhirnya Syira kembali ber-Tuhan."

"Tapi Nek!"

"Nggak apa Ra. Selama Syira tidak menyebut nama Tuhan, seperti berdzikir, semua yang Syira lakukan, sudah pasti benar. Ketika makan ayam crispy, makan saja langsung. Tidur di hotel, ya sudah bersenang-senang saja di dalam. Atau ketika Syira main di mall, taman bermain atau ke diskotek, selama Syira Atheis dan tak menyebut nama Tuhan, itu sudah benar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun