"Om-om yang kakak maksud itu, apa dari berbagai profesi Kak? Atau hanya sekedar pejabat saja yang datang?
"Sudah pasti datang dari berbagai profesi. Ada yang seorang polisi, tentara, pemilik perusahaan, direktur dan berbagai macam profesi lah. Bahkan abang-abang becak juga sering datang ke tempat ini."
"Mungkin mereka datang gara-gara Kakak sih."
"Nggak juga kok. Bukan karena Kakak. Mereka itu datang atas kemauan sendiri kok. Satu contoh, itu bapak-bapak yang sedang duduk-duduk di pojok itu. Om-om yang duduk di depan sana, dan juga beberapa pemuda yang sedang nimbrung di sebelah sana. Mereka semua datang atas kemauan sendiri kok?"
"Serius kak? Kok Kakak tahu? Apa kakak tanyai satu-satu apa alasan mereka datang ke tempat ini?"
"Nggak juga sih. Â Kakak berasumsi saja mereka datang ke tempat ini atas kemauan sendiri. Coba bayangkan, setiap hari tempat ini tak pernah sepi. Ada yang datang dengan penuh keceriaan, pulang pun mereka dengan kebahagiaan. Ada yang datang dengan wajah kusut, cemberut dan dengan segala permasalahannya, keluar-keluar dari tempat ini wajah mereka langsung berubah bahagia."
"Trus kak, klo itu yang tadi datang dengan satu kantong kresek penuh uang, gimana kak?"
"Ya dia pasti datang untuk bersenang-senang. Iya kan?"
"Emm...."
"Mereka semua datang ke tempat ini tentu sudah pasti dengan satu alasan yang sama. Mereka kesini untuk mencari kebahagiaan. Tentu dengan cara mereka masing-masing. Karena kebahagian setiap orang itu kan berbeda-beda. Jadi wajar saja kalau tempat ini seringkali didatangi oleh banyak orang dengan beragam profesi dan usia. Yaaaa meskipun usia om-om yang paling banyak datang ke tempat ini."
"Kalau begitu, itu pertanda bahwa om-om itu sedang kehausan ya Kak. Semacam mereka tak puas dengan kehidupan yang mereka punya selama ini."