Aku terdiam dan mendengar setiap sarannya dengan serius. Karena aku tahu dan seperti yang dikatakan barusan, Ary sama sekali tidak bisa bertarung, tapi dia sering melihat orang bertarung. Ary itu cerdik, dibalik kekurangannya tersebut, dia bisa berpikir dan menciptakan suatu strategi yang selama ini sangat efektif dalam membantuku bertarung dengan lawan-lawanku.
“Tapi lu pasti tahu lah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatoh juga lah. Sekuat apapun lawan lu, pasti ada celah yang sangat gampang buat buat diserang balik. Saran gua, usahakan hindari setiap tendangannya, tapi jangan mau tertipu ma setiap gerakan tipuannya, dan.... cobalah untuk cari celah lalu kunci gerakannya. Kalo lu bisa ngelakuin itu, gua yakin lu pasti menang. Itu aja mungkin yang bisa gua saranin. Semangat, boy!”.
Saran dari Ary sudah cukup berguna untukku, dan sekarang, aku hanya perlu fokus dengan pertarunganku yang akan kulakukan malam ini. Kuakui memang ada sedikit ketegangan dalam diriku. Tapi, yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menenangkan diriku dan menjadikan ketegangan itu sebagai tantangan maupun motivasi bagiku untuk bertarung.
Jip hitam ini pun melesat cepat melalui jalanan yang sunyi dan sepi.
(BERSAMBUNG)