Mohon tunggu...
Taufik Alamsyah
Taufik Alamsyah Mohon Tunggu... Guru - Buruh Kognitif
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang tenaga pengajar yang hanya ingin mencurahkan pemikiran dan emosional dalam diri ke ranah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Kamu yang Merasa Kesepian

20 Januari 2024   16:29 Diperbarui: 20 Januari 2024   16:40 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ttps://www.everydayhealth.com

Bagaimana Melawan Kesepian?

Kehadiran kesepian mencerminkan ketiadaan koneksi, bukan ketiadaan orang. Itulah mengapa seseorang bisa merasa kesepian bahkan di tengah keramaian. Faktanya, berada di tengah keramaian dapat membuat beberapa orang merasa lebih kesepian jika tidak ada anggota jaringan pendukung mereka yang dikenal, dan mereka merasa tidak dapat terhubung dengan orang lain di sekitar mereka. Individu juga mengalami kesepian ketika mereka merasa bahwa jaringan dukungan mereka tidak memberikan dukungan yang mereka butuhkan pada saat tertentu.

Penelitian menunjukkan bahwa kesepian menimbulkan ancaman serius bagi kesejahteraan serta kesehatan fisik jangka panjang. Entah seseorang hidup dalam isolasi atau tidak, merasakan kurangnya keterhubungan sosial bisa menyakitkan. Kesepian dapat dijelaskan dengan berbagai cara; Ukuran kesepian yang umum digunakan, Skala Kesepian UCLA (University of California Los Angeles), menanyakan individu tentang berbagai perasaan atau defisit koneksi, termasuk seberapa sering mereka: merasa mereka kekurangan persahabatan, merasa tersisih, merasa "selaras" dengan orang-orang di sekitar mereka, merasa ramah dan bersahabat, merasa ada orang yang bisa mereka tuju.

Peneliti kesendirian John Cacioppo berpendapat bahwa sama seperti Anda dapat memulai rutinitas olahraga untuk mendapatkan kekuatan dan meningkatkan kesehatan, Anda juga dapat memerangi kesepian melalui gerakan kecil yang membangun kekuatan dan ketahanan emosional. Dia telah merancang teknik untuk orang-orang yang berisiko tinggi mengalami kesepian kronis, seperti tentara yang kembali dari Irak dan Afghanistan. Mereka mungkin berguna bagi siapa saja.

Sejumlah hasil yang tidak menguntungkan telah dikaitkan dengan kesepian. Selain hubungannya dengan gejala depresi dan bentuk penyakit mental lainnya, kesepian merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan artritis, di antara penyakit lainnya. Orang yang kesepian juga dua kali lebih mungkin mengembangkan penyakit Alzheimer, saran penelitian. Keadaan kesepian kronis dapat memicu respons fisiologis yang merugikan seperti peningkatan produksi hormon stres, menghambat tidur, dan mengakibatkan melemahnya kekebalan tubuh. (https://www.psychologytoday.com/intl/basics/loneliness)

Kesepian dan kesendirian tentu hal yang berbeda. Kita terkadang menginginkan waktu berkualitas untuk pemenuhan hasrat diri ini dengan menjauhkan jiwa dari kebisingan dunia, tidak lain adalah supaya menetralkan, meringankan, memugarkan pikiran dan susasana hati untuk sementara belaka. Lalu kita kembali, dengan kesigapan, kekuatan, dan ketahanan mental kita untuk menghadapi dunia yang kadung brengsek ini. Saya, kamu, kalian, dan umat manusia seluruh duniapun mengalami kesepian. Kamu tidak sendirian! Jangan takut dan jangan memusuhi kesepian! Bagaimana kalau logikanya kita terbalikkan, kesepian bukan untuk diratapi dengan waktu berkepanjangan, tetapi kesepian kita rayakan semegah-megahnya, seindah-indahnya, sebahagia-bahagianya! Memang tidak menyelesaikan persoalan yang ada, tetapi itu satu langkah untuk menciptakan harapan kembali, mendaur-ulang segala konsepsi-konsepsi pandangan manusia lain, dan memberi ruang kesadaran untuk hidup ini, seperti apa yang dikatakan oleh Dea Anugerah, "Hidup Begitu Indah dan Hanya itu yang Kita Punya."

Ok, kembali lagi dalam sebuah kebijakan dan keputusan PM Inggris dan PM Jepang. Dalam relasi-politik antara pemimpin negara dengan warga negaranya, saya melihat bagaimana pemimpin negara itu peka terhadap permasalahan individu warga negara. Permasalahan sosial, kesehatan, dan ekonomi memang sangat krusial untuk dihadapi dan diselesaikan, tetapi bukankah ketiga permasalahan itu sangat berkelindan? Yang di mana dapat menyebabkan manusia merasa kesepian? Konsentrasi terhadap perhatian dan penyembuhan kepada warga negara yang mengalami kesepian bukan sebuah lelucon! Tindak-tanduk segala macam aktivitas warga negara adalah tanggung jawab sebuah pemimpin negara! Dan negara wajib mengayomi, memberi bantuan serta penyuluhan, dan hukum. Selain pemerataan ekonomi dan keadilan, warga negara juga butuh pemerataan kasih sayang!

Sebab, ketercamukkan dan ketidakaturan dunia terjadi karena kekurangan rasa cinta, kasih sayang, dan kepedulian terhadap manusia lain dan lingkungan! Sebab, hanya cinta, sekali lagi saya katakan, hanya cinta yang dapat menyeimbangkan kehidupan semesta dan keharmonisan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun