Penangkapan Fery Kurniawan, seorang aktivis anti korupsi asal Palembang, Sumatera Selatan, oleh kepolisian, Selasa (7/3/2018) lalu, menyisakan kepedihan bagi keluarga, terutama istri dan anak-anaknya.Â
Ruslanita, istri Fery seakan masih tidak percaya suaminya yang dinilai sebagai pejuang keadilan, anti-korupsi ditangkap dengan tuduhan telah melakukan pencemaran nama baik dan ujaran kebencian di sosmed.
Padahal apa yang dilakukannya, yakni meng-uploud foto Plt Walikota Palembang, Ahmad Najib sedang melakukan salam empat jari yang diduga merujuk ke paslon nomor 4, Dodi Reza Alex Noerdin, jelas-jelas perbuatan terpuji yang layak didukung. Karena sesuai dengan aturannya, seorang PNS tidak diperbolehkan terlibat dalam politik praktis.
Tetapi, selalu begitulah nasih orang kecil, selalu menjadi korban dari kekuasaan yang lebih besar. Sejak Fery ditangkap, sang istri pun terus memperjuangkan keadilannya di depan hukum.
Terbaru, istri dan anak Fery menulis surat terbuka untuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Tadi Levi ketemu Papa di penjaro. Levi nangis jingok Papa, tapi dio larang Levi nangis, katonya anak lanang dak boleh nangis.
Levi harus rajin belajar kareno sebentar lagi nak masuk SMP dan Levi harus rajin sholat dan bantu mama kareno kasian mama sendirian masak dengan nyuci.
Levi tahu papa tu dak salah, tapi ado wong dak seneng dengan papa jadi masuke papa ke penjaro. Levi nak ngajak mama ketemu Presiden minta tolong bebaske papa Levi.
"Papa Fifi tu terlalu berani melawan koruptor, padahal mereka tu wong beduit galo, sedangke papa katek duitnya," ujar anak Fery lainnya, Fifi.
Fifi sering denger mama ngomong dengan papa, papa tu hati-hati kareno koruptor tu bekuaso dan banyak duitnyo hinggo apo keinginanyo pacak dijadike kareno banyak duitnyo.
Fifi sering baco tulisan papa di koran online kalau koruptor tu kebal hukum dan dak biso di tangkap. Fifi sedih nian nyingok papa rambutnyo lah panjang dan pake celano pendek lagi, pastilah dingin kalu tidur malam. Untunglah papa Fifi banyak kawan yang bantu kereno papa Fifi wongnyo sangat mudah nolong wong walau tanpa duit.
Katonyo papa Fifi ngatoi pemerintah hinggo ditangkap polisi, nurut Fifi wajar bae papa marah dengan pemerintah yang biarke koruptor dak ditangkap. Fifi ni pelajar SMA jadi lah biso ngerti dikit, papa tu bejuang melawan koruptor yang ngambek duit rakyat.
Kato mama ado SMS dari adik papa bahwa kasus papa ditangani 6 jaksa, apo papa tu teroris yang ngangu rakyat? Harusnyo pemerintah terimo kasih dengan papa yang nolong nangkap koruptor, bukan malah papa Fifi dipenjaro.
Jadi apo yang Fifi pelajari di sekolah banyaklah bohongnya bahwa hukum lindungi rakyat. Pak Jokowi tolong papa Fifi.
"Saya siap jual semua milik kami untuk bayar kerugian Negara kalau itu bisa keluarkan suami saya dari penjara," ujar Rusnalita, istri Feri.
Kenapa perlakuan hukum berbeda untuk setiap warga negara? Apa karena suami saya anti korupsi, maka proses hukumnya sangat cepat dan dinyatakan pula akan melarikan diri?
Allah tidak tidur dan menilai perbuatan orang dari niatnya. Pak Presiden pernah menyatakan agar mengedepankan cara persuasif dalam masalah media sosial.
Suamiku, kau adalah pahlawan bagi kami dan semoga niat baikmu dalam melawan kezoliman dan korupsi didengarkan Allah.
Suamiku sayang, hidup ini hanya sebentar dan yang kekal itu hanya milik orang-orang berniat dan berbuat baik, kamu orang biasa suamiku, tapi deritamu akan didengarkan Allah.
Semoga orang-orang yang membenci suamiku diampuni dosanya dan dibukakan pintu hatinya, sabarlah sayang, aku istrimu dan kedua anakmu akan menunggu kepulanganmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H