Setidaknya ada beberapa hal sehingga warung makan yang bernama warteg ( Warung Tegal ,karena pemilik atau pekerjanya berasal dari Tegal)saya anggap sangat berjasa di hidup saya, baik itu ketika masih menjadi mahasiswa,maupun saat tidak menjadi mahasiswa lagi karena telah lulus kuliah.
Ini hal-hal yang terdapat pada warteg,sehingga saya menganggap warteg merupakan warung makan yang berjasa dalam hidup saya,yaitu  sebagai berikut:
1. Murah Dan TerjangkauÂ
2. Beraneka macam lauk pauknya
3. Dekat dengan tempat tinggal danÂ
  Kampus
4. Memenuhi standar kesehatan
Murah Dan Terjangkau
Ketika masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Bogor,saya lebih sering makan di Warteg. Ini pertimbangan karena murah dan keterjangkauannya.
Harga makanan di situ sangat bersahabat dengan saku sebagai mahasiswa.Apalagi pada saat itu saya sangat tergantung dengan kiriman wesel atau transfer bank dari orang tua.
Ketika bulan tua ( uang kiriman bulanan sudah lama diterimanya) dan bulan muda (uang kiriman bulanan baru diterima) ada perbedaan dalam mengambil makanan di warteg.
Bila di bulan tua karena uang kiriman sudah mulai menipis,maka biasanya  disamping nasi dan sayuran ,ikan yang diambil adalah harganya yang lebih murah,misalnya seperti tempe dan tahu,ba'wan da  sejenisnya. Sebaliknya,kalau pada bulan muda,maka disamping  nasi dan sayuran ,maka biasanya kalau tidak  ikan  tongkol yang diambil ,ikan peda,sarden atau jenis  ikan lainnya yang jadi sasaran. Atau Bila tidak ,maka telur atau ayam yang akan dijadikan teman makan.Â
Semuanya dalam berbagai macam olahan.Digoreng atau dibuat dengan bermacam bumbu.
Beraneka Macam Lauk Pauknya
Di warteg serba lengkap .Berbagai macam olahan ikan,baik itu dari ikan laut,maupun ikan air tawar. Daging sapi ,pun tersedia,ayam dan telur ayam juga tersedia .
Begitu  juga dengan sayur-mayur yang beraneka ragam. Dari yang digoreng, di rebus,maupun yang dikukus.
Kita tidak akan merasa bosan untuk selalu masuk ke warteg, karena beraneka macam  menu yang tersedia.Pokoknya serba ada. Saya tidak pernah kembali pulang yang disebabkan tidak tersedianya menu yang sesuai dengan selera saya.Selalu terpenuhi.Â
Dekat Dengan Tempat Tinggal dan KampusÂ
Tempat tinggal saya dekat dengan warteg ,hanya sekitar  100 meter. Tidak hanya itu saja ,warteg juga ada yang dekat dengan  kampus saya,yang hanya 30 meter dari kampus .
Tanpa biaya transportasi atau biaya ekstra saya sudah bisa  makan di warteg.Â
Makan ketika  berada di rumah, tentu akan lebih sering dibanding ketika  berada di kampus.
Memenuhi Standar Kesehatan
Makanan yang ada di  warteg  berdasarkan pengamatan langsung,apa apa yang saya lihat dengan mata kepala . Misalnya seperti  berbagai jenis  menu makanan ,apakah itu  sayur-sayuran,atau berbagai jenis ikan dengan beraneka macam  olahan tersusun rapi dalam etalase atau lemari kaca,yang tidak memungkinkan lalat dapat hinggap dimakanan.
Setidaknya dari hal-hal kecil seperti itu yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk dapat mengatakan bahwa makanan yang tersaji tersebut memenuhi syarat kesehatan.Untuk hal dapat petunjuk yang lebih dari itu agak sulit,karena seperti kita juga sulit mengetahui untuk keadaan makanan dari warung-warung,restoran atau rumah makan lainnya.
Warteg tempat biasanya saya makan yang berada di dekat tempat tinggal saya,maupun kampus ,lingkungannya cukup bersih dan jauh dari tempat orang membuang sampah.Karena tidak tampak satupun lalat mengurubungi makanan dan minuman yang disajikan oleh pemilik atau petugas warteg .
Biasanya bila  lokasi warteg  berada di dekat orang membuang sampah sembarangan atau  TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara),dalam hitungan detik sudah mulai berdatangan lalat mengerubungi makanan atau minuman kita.
Itulah warung yang paling berjasa selama hidup saya.
Tapi hal demikian bukan berarti setiap hari atau setiap waktu saya makan di warteg, adakalanya saya makan di warung makan atau di rumah makan atau restoran lainnya. Disamping saya sekali-sekali ingin merubah rasa,atau ketika posisi  saya sedang berada jauh dari lokasi warteg tempat biasanya saya makan.
Demikian pengalaman ketika saya  menjadikan warteg sebagai tempat favorit makan sehari-hari. Bahkan hingga kini ketika saya bepergian ke berbagai kota,maka  tetap saja saya tidak melupakan warteg.Selalu saja saya berusaha untuk dapat menikmati menu favorit dari warteg sekaligus bernostalgia atau mengenang saat masa-masa kuliah dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H