Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Antara yang Dirindukan di Kampung Halaman dengan Jauhnya Jarak dan Besarnya Biaya

25 April 2023   22:43 Diperbarui: 25 April 2023   22:47 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Ketika saya kuliah  di Bogor  dulu banyak hal yang dirindukan di Kampung halaman,tapi saya pun kadang-kadang harus berkompromi dengan kemampuan diri dan keluarga tentunya.

Karena untuk pulang ke kampung halaman saya harus berhadapan dengan Jarak tempuh yang cukup jauh dan biaya yang cukup besar---untuk tidak mengatakan sangat besar.

Jarak tempuh yang cukup jauh tidak terlalu menjadi masalah  bagi saya.

Kelelahan dan membosankan tentu akan dirasakan bila kita melakukan perjalanan jauh.

Masalah kelelahan tetap akan dirasakan,tapi efeknya pada diri saya tidak terlalu signifikan .Solusinya mudah  saja didapatkan ,karena saya memiliki fisik yang masih prima dan fit. Yah,..yang namanya masih menjadi mahasiswa tentu hal tersebut masih melekat pada fisik yang saya miliki. 

Sedangkan supaya melakukan perjalanan jauh   tidak membosankan ,saya ada solusinya,yaitu dengan cara membeli buku dalam jumlah yang cukup untuk dapat selesai dibaca ketika pulang kampung halaman dan kembali meninggalkan kampung halaman untuk masuk kuliah kembali di Kampus  Bogor. 

Buku yang saya bawa tersebut disamping  buku perkuliahan  ,juga buku untuk menambah wawasan pengetahuan umum.

Bila saat menunggu keberangkatan bus di terminal atau kereta api di stasiun  ,saya pergunakan untuk membaca buku.Di Kapal laut dan kapal sungai bisa membaca buku .Di pelabuhan kapal laut dan kapal sungai sambil menunggu keberangkatan bisa dimanfaatkan untuk membaca buku .Waktu saya kuliah dulu memang belum ada Handphone.Jadi buku yang jadi andalan.

.Ini adalah tujuannya agar dapat membunuh waktu .Waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak membosankan.

Kampung halaman menjadi magnet tersendiri  karena berbagai hal yang dirindukan di sana ; kepada orang tua,teman-teman,menapaktilasi tempat-tempat ketika masih kanak-kanak dan remaja, merasakan suasana  berpuasa dan tarawih  di masa lalu

Rindu Kepada Orang Tua

Rindu kepada orang tua itu sudah pasti.Kita mesti banyak cerita tentang keadaan di perantauan kepada mereka dan keluarga kita di kampung.Kita mesti sungkem dulu dengan orang tua di kampung halaman.Kita pun mesti menanyakan keadaan dan kesehatan mereka.

Rindu Kepada Teman-Teman 

Ada teman-teman sewaktu kita masih kanak-kanak,teman-teman remaja .Ada juga teman-teman selagi masih sekolah di SD,SMP dan SMA,terutama teman-teman SMP dan SMA,karena teman SD sudah banyak yang tidak ingat lagi.

Kepada mereka kita dapat berbagi kisah, kita pun ingin mendengarkan kisah mereka atau bersama-sama mengingat-ingat ketika pada masa-masa berinteraksi dengan mereka ketika masih kanak-kanak atau remaja. 

Pokoknya kita menginginkan kisah seru dari mereka dan kita pun ingin kisah seru dari kita dapat mereka dengar.Tentunya hal demikian  akan membuat senang  bersama.

Rindu Menapaktilasi Jejak Langkah Ketika Kanak-kanak Dan Remaja.

Kerinduan untuk menapaktilasi jejak langkah ketika kanak-kanak dan remaja tentu ada,karena ingin melihat secara langsung tempat-tempat  penuh historis  dan sekaligus dapat mengenangnya.

Melihat sungai-sungai yang telah pernah menjadi saksi ketika kita kanak-kanak dan remaja terjun bebas dari atas kapal ke sungai dan berenang sambil bergelantungan  pada tali kapal yang menjuntai bersama teman-teman yang juga terjun dan berenang.

Rindu Merasakan Suasana Puasa Dan Tarawih  Di Masa Lalu

Karena jarang pulang kampung Selama Kuliah,kadang-kadang muncul perasaan untuk merasakan suasana berpuasa di dan Tarawih.

Di Kota  tempat saya kuliah, tentu akan berbeda suasana berpuasa dan tarawihnya dengan di kampung saya.

Kalau di kampung berpuasa cenderung berbuka puasa bersama keluarga besar. Ini tentu jika berbuka bersama di rumah ,ada nilai-nilai kebersamaanya di rumah.

Dengan tarawih pun tentu ada suasana yang berbeda .Di Kota di tempat kuliah saat dilaksanakan tarawih tentu di kiri dan di kanan hanya berhadapan dengan orang-orang yang kemungkinannya tidak kita kenal.

Lain halnya kalau di kampung  halaman ,tentu  banyak sudah kita kenal,sejak kanak-kanak hingga remaja.Rasanya sangat menyenangkan dan sekaligus kita dapat beribadah.

Itulah yang membuat saya rindu terhadap kampung,Tapi jarang melaksanakan kegiatan pulang kampung karena biayanya untuk pulang cukup besar.Saya waktu itu tidak ingin membebani orang tua,harus mengeluarkan uang yang besar untuk biaya transport pulang kampung.Tapi pada saat-saat tertentu saya tetap pulang,karena banyak yang dirindukan di kampung halaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun