Mohon tunggu...
Alamsyah Levinus
Alamsyah Levinus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis artikel Kristen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Strategi Misi Kontekstual bagi Generasi Millenial Memanfaatkan Komputasi Kuantum dan Data Besar

8 September 2022   18:05 Diperbarui: 9 September 2022   15:43 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: AL.

PENDAHULUAN

Melihat perkembangan dunia yang semakin pesat, manusia dituntut untuk lebih peka terhadap persekitarannya. Perkembangan yang sangat signifikan adalah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan semakin menguasai dunia komunikasi, perangkat-perangkat seperti computer, gadget, televisi dsb semakin pesat diproduksi oleh pabrik-pabrik elektronik. Bagi menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi ini maka, manusia dituntut agar  mampu menguasai setiap perangkat (teknologi) yang ada agar tidak mengalami kendala bagi kemudahan sehari-hari, terutama perangkat yang dapat mengakses internet (Komputer, Telepon genggam, dll). “Komputer merupakan salah satu teknologi yang bermanfaat dan banyak membantu berbagai macam pekerjaan manusia. Mulai dari pekerjaan-pekerjaan ringan seperti membuat dokumen, memasukkan data, hingga pekerjaan yang lebih rumit seperti simulasi dan analisis data. Tidak heran jika kini teknologi komputasi digunakan oleh berbagai macam sektor industri.” [1]

Berdasarkan kutipan tersebut memberi pemahaman yang baik bahwa, dalam menghidupi kehidupan di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih maka, diperlukan kebolehan dalam menggunakan system komputerisasi bagi mempermudahkan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari

 MEMBANGUN STRATEGI MISI KONTEKSTUAL BAGI GENERASI MILENIAL MEMANFAATKAN KOMPUTASI KUANTUM DAN DATA BESAR.

Mengutip dari Dr. Yakob Tomatala bahwa, “Istilah Misi (Mission) berasal dari Bahasa latin “Missio” yang diangkat dari kata dasar “Mittere,” yang berkaitan dengan kata “Missum,” yang artinya “to send” (mengirim/mengutus), “act of sending, being sent ar delegated by authorithy/person sent, etc.” padanan dari kata ini dalam Bahasa Yunani  ialah “apostello”. Kata “apostello” ini tidak berarti mengirim/kirim (pempo) secara umum. Istilah ini lebih berarti mengirim dengn otoritas. Disini, yang dikirim diutus dengan otoritas dari yang mengirim, untuk tujuan khusus yang akan dicapai.[2]

Penjelasan ini memberi pengertian bahwa, misi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengirim dan mengutus seseorang dengan suatu tugas khusus untuk dilaksanakan. Dalam proses ini, yang diutus, harus melaksanakan/melakukan tanggungjawab atau pekerjaan yang diberikan kepadanya (sebagai mandat) sehingga tujuan dari tanggungjawab tersebut dapat tercapai. Kontekstualisasi adalah, “Teologi kontekstualisasi adalah refleksi ideal dari setiap orang Kristen dalam konteks hidupnya atas Injil Yesus Kristus. Yang dipentingkan disini ialah bagaimana seharusnya injil (yang utuh itu) ditaburkan sehingga membawa keseimbangan yang tampak dari refleksi teologi si penerima injil (hakikat dirinya yang utuh – secara peribadi/kelompok, budaya sosial, politik, ekonomi local – dan keseluruhan perspektif orang-orang tersebut dalam konteksnya).[3]

Dari kutipan ini dapatlah dibuat suatu kesimpulan bahwa; “strategi misi kontekstual adalah suatu upaya untuk menetapkan sasaran dimana dan bagaimana injil Kristus harus disampaikan dan apa tindakan yang dapat dilakukan untuk menerapkannya (injil) terhadap sasaran tersebut dengan tetap mengambil berat tentang kebiasaan atau budaya yang ada sehingga tidak menerima penolakan yang signifikan dan pada akhirnya injil kristus dapat disampaikan.”

 GENERASI MILENIAL SEBAGAI GENERASI YANG MENGALAMI DAMPAK TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI.

Siapa yang dimaksudkan dengan “Generasi Millenial?”. “Millennials atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an…. Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.” [4] oleh karena itu, “… jika kita melihat ke dunia sosial media, generasi millennials sangat mendominasi jika dibandingkan dengan generasi X. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi millenials belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka. Generasi millennials cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial di sekitar mereka seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi.”[5].

 

MEMAHAMI KOMPUTASI KUANTUM DAN DATA BESAR.

Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka dunia sangat dipengaruhi oleh system komputerisasi. Hal yang sangat kelihatan adalah system komputerisasi yang semakin hari semakin diperbaharui sesuai dengan kebutuhan dan majunya teknologi. Salah satu system yang semakin manguasi dunia computer adalah komputasi kuantum dan data besar. Apa yang dimaksudkan dengan komputasi kuantum dan data besar? “Komputer kuantum adalah jenis teknologi komputer yang melakukan pemrosesan informasi menggunakan qubit.

 Sistem qubit ini memungkinkan penggunaan transistor bernilai 1 atau 0 secara bersamaan. Berbeda dengan komputer klasik atau komputer pada umumnya yang hanya bisa menggunakan satu transistor saja, yaitu 1 atau 0. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa komputer kuantum adalah teknologi dengan sistem yang lebih canggih dibandingkan komputer biasa.”[6] Berdasarkan penjelasan ini, komputasi kuantum dan data besar sangat mempengaruhi system kerja manusia.

Menegaskan hal ini bahwa, “Quantum Computing adalah salah satu yang memanfaatkan ciri kuantum partikel yang diharapkan, terutamanya pertindihan dan keterlibatan, untuk menjalankan proses dan melakukan pengiraan dengan kelajuan luar biasa berbanding sistem tradisional. Ia masih merupakan teknologi yang berkembang yang berkembang pesat. Seiring dengan menerapkan hukum mekanika kuantum untuk memproses maklumat untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, untuk menyelesaikan masalah sukar yang tidak dicapai oleh pengkomputeran tradisional.” [7] Dengan adanya system komputasi kuantum dan data besar maka, cara kerja manusia juga semakin mengalami pembaharuan.

 PENGARUH KOMPUTASI KUANTUM DAN DATA BESAR BAGI GENERASI MILENIAL.

Setiap generasi yang ada, pasti memiliki tantangannya sendiri, hal ini juga berlaku terhadap Generasi Millenial, dimana tantangan utamanya adalah bagaimana mereka (Generasi Millenial) membangun sosialisasi yang baik. Berikut beberapa penjelasan tentang pengaruh yang muncul di era teknologi informasi komunikasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa generasi Millenial adalah generasi Y yang muncul setelah generasi X. generasi Y atau generasi Millenial diperhadapkan kepada suatu gaya hidup yang mewah. 

Bermula dari penggunaan computer, gadjet, tablet, telefon genggam, televisi sampai kepada bagaimana berkomunikasi. “Perubahan sosial akan berlangsung apabila terjadi kontak dengan budaya luar. Perubahan ini sangat berpengaruh bagi generasi milenial yaitu menyebabkan berubahnya karakter dan perilaku mereka. Ciri khas generasi milenial mereka lahir dalam kondisi sudah ada TV berwarna,sudah ada handphone dan yang lebih canggih lagi internet sudah tersedia, sehingga mereka sangat mahir dalam berteknologi. 

Mereka cenderung lebih merasa hebat dan bangga apabila beraktivitas meniru budaya asing yang dianggap modern dengan menganut gaya hidup bebas dibandingkan dengan kebudayaan sendiri yang eksistensinya mulai terancam karena dianggap sudah ketinggalan jaman atau sudah kuno.” [8] melihat kepada penjelasansan ini bahwa, tantangan generasi millennial adalah terhadap budayanya sendiri. Bagaimana generasi ini dapat mempertahankan budayanya daripada dipengaruhi oleh budaya luar.

Menegaskan dari penjelasan yang sudah ada maka, pengaruh komputasi kuantum dan data besar sangat signifikan terhadap generasi millennial. Persoalan yang perlu diperhatikan adalah, pengaruh luar yang tidak baik yang merusakkan akhlak dan peribadi dalam generasi ini. Hal seperti ini sangat membimbangkan terhadap perkembangan generasi ini kedepan. “Kehadiran teknologi informasi juga membawa dampak yang sangat positif pada berbagai bidang. Misalnya kewirausahaan dan bisnis, ekonomi perbankan, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, transportasi, penelitian dan sebagainya. Sebab teknologi informasi mempermudah segala urusan dan pekerjaan, termasuk  menciptakan banyak profesi baru yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi.”[9]

Melihat kepada penjelasan tersebut bahwa, Generasi Millenial adalah generasi yang hidup pada masa perkembangan teknologi yang semakin pesat, Oleh karena itu, dampak positif terhadap generasi ini adalah memiliki potensi yang sangat besar untuk menguasai dunia teknologi informasi komunikasi. Sedangkan dampak secara negatif adalah; Pertama, generasi ini akan berhadapan dengan Cyber-bullying, dalam hal ini Secara tidak langsung media sosial membuat kaum remaja merasa dipaksa untuk mengubah karakter atau penampilannya sesuai dengan standar ideal kebanyakan orang. Hal ini sangat buruk dampaknya terhadap sisi psikologis seseorang karena dapat menyebabkan depresi yang parah. 

Kedua, generasi ini akan mengalami kendala dalam melakukan kegiatan luar, dalam arti kata lain bahwa pada umumnya remaja harus belajar dan mengerjakan kerja sekolah atau kuliah. Namun sosial media sering menjadi distraksi yang sangat mengganggu. 

Banyak pelajar yang menjadi malas melakukan berbagai kegiatan lain karena terlalu asyik hanyut dalam media sosial. Ketiga, generasi Y akan menjadi generasi yang anti-sosial.  Hal ini terjadi karena generasi ini terlalu banyak berinteraksi secara virtual sehingga membuat generasi ini seakan lupa bagaimana caranya berinteraksi dengan orang di dunia nyata. Jika tidak hati-hati, maka media sosial membuat generasi Y tidak dapat membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sekitarnya. Keempat, Kejahatan di dunia maya, Cybercrime adalah hal yang makin sering terjadi dalam generasi ini. Di media sosial banyak orang yang ditipu karena sang penjahat memakai akaun palsu dengan bersikap ramah untuk menggali informasi tertentu.

Pengaruh yang terjadi sebagai dampak dari komputasi kuantum dan data besar terhadap generasi millennial dan pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi merupakan dua tantangan yang berbeda. Dimana tantangan terhadap generasi millennial merupakan tantangan terhadap pengaruh melestarikan budaya daripada terlupakan sehingga generasi ini mengikuti budaya asing yang bukan merupakan bagian dari budaya turunan, dalam hal ini komputasi kuantum dan data besar juga mempengaruhi bagaimanan membangun komunikasi (sosial) dengan sesama.

 

MEMBANGUN STRATEGI MISI KONTEKSTUAL BAGI GENERASI MILENIAL MEMANFAATKAN KOMPUTASI KUANTUM DAN DATA BESAR.

            Bagi mencapai tujuan dalam membangun strategi misi kontekstual, maka generasi millennial perlu membiasakan diri dengan perangkat teknologi yang ada, seperti gadjet atau tablet yang dilengkapi dengan jaringan internet dengan cara yang sehat. Komputer dan televisi dapat ditonton secara bersamaan, baik dengan rekan-rekan maupun ahli keluarga. Fasilitas seperti ini dapat menjadi suatu dorongan kepada generasi millennial untuk terus mencari dan menonton khotbah-khotbah, renungan-renungan dan persekutuan doa yang diupload ke aplikasi dan akhirnya dapat dinikmati oleh banyak orang. Melalui telepon genggam (cellphone), Alkitab digital juga dapat diupload sehingga membaca Alkitab tidak perlu untuk membawa Alkitab.

            Jika diperhatikan dengan baik maka, perangat teknologi memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan iman pada generasi millennial (Y). apa yang penting adalah, generasi millennial harus memiliki kesadaran penuh bagaimana mereka harus menggunakan kemudahan yang ada. Hal ini melibatkan orang tua sebagai pembimbing utama bagi generasi ini untuk dapat menggunakan perangkat teknologi dengan baik dan penuh tanggungjawab.

MEMANFAATKAN APLIKASI INTERNET (APLIKASI ZOOM MEET, GOOGLE MEET, YOUTUBE, PANGGILAN VIDEO, WHATSAPP) BAGI MENJANGKAU GENERASI MILLENNIAL DALAM MENYAMPAIKAN INJIL.

            Sebagai upaya membangun strategi misi kontekstual bagi generasi millennial, sangat penting memanfaatkan aplikasi yang ada. “Mereka memiliki akun media sosial yang popular seperti facebook, instagram, twitter dan sebagainya. Dari sana mereka memperoleh kemudahan demi kemudahan dalam berinteraksi dengan berbagai pihak, yang diperoleh dengan modal paket data atau langganan internet. Tali persaudaraan bisa semakin kuat karena kita terhubung melalui media sosial, di mana komunikasi yang semula terasa susah menjadi jauh lebih mudah. Itulah dampak positif media sosial. Selain untuk mempererat tali silaturrahmi, kehadiran media sosial ternyata juga membawa dampak positif bagi dunia bisnis. Karena setiap orang, terutama generasi milenial, memiliki kesempatan untuk menjadi entrepreneur di dunia maya.”[10] 

            Kemudahan seperti ini memiliki potensi yang baik dalam menyampaikan injil kristus bagi mereka. Melalui aplikasi seperti ini maka komunikasi maya dapat dibangun. Sebagai contoh, melalui aplikasi Zoom, googlemeet, panggilan video, dapat dilaksanakan ibadah di dunia maya, bahkan dapat melaksanakan kelas pemuridan, kaunseling dan bimbingan. Seperti yang dijelaskan terdahulu bahwa dengan adanya aplikasi-aplikasi internet maka, manusia dapat membangun komunikasi yang baik. Dalam hal ini, komunikasi tersebut bukan hanya terjadi di seitar mereka, tetapi bahkan sampai ke negara lain.

            Contoh yang mudah untuk digunakan dalam pemberitaan injil adalah melalui aplikasi Youtube, aplikasi ini dapat memuat renungan-renungan firman Tuhan bahkan penyampaian firman TUHAN secara Livestream. Disamping itu, aplikasi facebook juga merupakan aplikasi yang mudah untuk digunakan dalam mengkontekstualisasikan injil Kristus terhadap generasi millennial. Media sosial adalah alat dan tempat untuk saling terhubung. Namun, ketika kita menggunakan media sosial, kita pun harus bertanggung jawab untuk memastikan bagaimana cara kita berinteraksi di dalamnya dan menghormati orang lain dan menunjukkan kristus sehingga dapat menjaga karakter Kristen dan kesaksian kita di dalam dunia maya.

Pertama, Tetap menghargai orang lain. “Jikalau seorang berkata: ‘aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi allah, yang tidak dilihatnya” (1 yohanes 4:20). Memahami maksud dari ayat ini bahwa, Sebelum kita komen atau muat naik sesuatu status, fikirkan tentang: Apakah kita akan mengatakan ini kepada orang itu kalau kita bertemu muka dengannya? Akankah kita tetap menyapa mereka? Atau Akankah kita menganggap remeh pandangan mereka? Bagaimana dengan perasaannya tentang komen tersebut? Bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Oleh karena itu, Cara kita memperlakukan orang lain adalah ekspresi kasih kita kepada TUHAN, dan TUHAN Allah dapat menunjukkan kasih-nya kepada orang lain melalui cara kita memperlakukan mereka. Berinteraksilah secara baik dengan orang lain di dunia maya sebagai suatu kesaksian yang baik untuk orang lain.

Kedua, Menjadi pendengar dan pembaca yang baik. “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah” (Yakobus 1:19-20). Kebiasaan manusia adalah, Lebih suka menyampaikan pendapat daripada mendengar pendapat orang lain. Menganggap bahwa apa yang disampaikan lebih penting daripada apa yang orang lain katakan. Kita mampu menghindari banyak amarah di dalam masyarakat kita melalui percakapan di media sosial jika belajar untuk “cepat mendengar, lambat bercakap.” belajarlah merendahkan diri, menghormati sesama, mendengarkan terlebih dulu dan bercakap kemudian.

Ketiga, Menggunakan kata-kata yang mendorong. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Efesus 4:29). Sebelum kita berkomentar, atau meng-update status di media sosial, fikirkan: apakah itu bermanfaat untuk membangun orang lain? Apakah dapat membawa manfaat bagi orang yang membacanya?  Karena, kata-kata yang digunakan dapat menunjukkan kualiti diri kita.

 

PENUTUP

            Sebagai penutup dari kajian ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Membangun strategi misi kontekstual bagi generasi millineal memanfaatkan komputasi kuantum dan data besar bahwa;

  • Komputasi kuantum dan data besar memiliki pengaruh yang positif bahkan pengaruh negative, oleh karena itu perlu bimbingan orang tua bagi mereka agar mereka dapat memanfaatkan teknologi yang ada demi kemajuan hidup di masa hadapan.
  • Oleh karena komputasi kuantum dan data besar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam bidang teknologi, yaitu pembaharuan terhadap semua system yang maka perlu dingat bahwa, generasi millennial perlu ada kemahiran dalam hal tersebut agar tidak menjadi orang gagap teknologi sehingga membangun suatu kendala yang tidak berfaedah.
  • Melalui Komputasi kuantum dan data besar maka, dapat menyimpan data tersebut dalam aplikasi yang mudah. Sehingga semua data dapat dsimpan dalam file yang lebih mudah dibawa dan dibaca.

           Melalui penjelasan yang telah dibahas maka, strategi misi kontekstual bagi generasi milenial memanfaatkan komputasi kuantum dan data besar merupakan suatu upaya untuk menyampaikan injil terhadap generasi yang hidup dalam dunia yang semakin maju, yang dilengkapi dengan system komputasi yang canggih, dimana tanggungjawab itu diemban oleh seorang yang diutus untuk tanggunjawab tersebut. Dalam hal ini, diperlukan suatu strategi yang sesuai dengan budaya dan kebiasaan yang ada sehingga penyampaian injil Kristus tidak mengalami penolakan yang serius.

 

 

KEPUSTAKAAN.

Ayu Isti Prabandari. Merdeka.com.

 

https://www.merdeka.com/jateng/komputer-kuantum-adalah-teknologi-komputasi-dengan-proses-qubit-begini-cara-kerjanya-kln.html.

Dr. Yakob Tomatala.

2003,   Teologi Misi. Jakarta, YT Leadership Foundation.

1996,   Teologi kontekstual. Malang. Gandum Mas.

Linux.com

https://blog.desdelinux.net/ms/perisian-percuma-pengkomputeran-masa-depan-pengkomputeran-kuantum/

RumahMillennials.com.

https://rumahmillennials.com/siapa-itu-generasi millenials/#.YsPuy3ZBxGM

Nurlaila Suci Rahayu Rais, M Maik Jovial Dien, Albert Y Dien.

2018,   Kemajuan Teknologi Informasi Berdampak Pada

Generalisasi Unsur Sosial Budaya Bagi Generasi Milenial.  Jurnal Mozaik Vol. X Edisi 2.

Denis Desfriyati & Dinnie Anggreani Dewi.

2022,   Pengaruh Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pada Gaya

Anak Milenial Dan Etika Pancasila. Jurnal Kewarganegaraan. Vol. 6 , No 1.

Mardiko Bagus Sumitro.

https://birokratmenulis.org/peluang-pemanfaatan-teknologi-informasi-generasi-milenial-untuk-indonesia-masa-depan/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun