Langit di distrik Yuecheng, kota Shaoxing, Tiongkok akhirnya berhenti juga meneteskan air hujan. Â Gerimis panjang sudah membasahi seluruh penjuru kota ini hampir seminggu. Sudah biasa di Shaoxing turun hujan yang engan berhenti selama berhar-hari. Prediksi cuaca pada hari Sabtu, 27 April 2019 sedikit meleset dari cerah, nyaman dan berangin menjadi cerah, agak dingin, dan berangin.Â
Setidaknya acara menghias dan bermain layang-layang bagi guru-guru asing dan keluarganya di Kampus Yuexiu tetap dapat terlaksana. Saya turut ambil bagian dalam acara seru ini. Layang-layang saya berhiaskan Nobita, Doraemon, serta balon-balon sempat menari di atas langit Kampus Yuexiu yang ada di Lembah Jishan.Â
Yuexiu adalah nama singkat dari Universitas Bahasa Asing Zhejiang Yuexiu tempat saya bekerja sekarang. Tulisan ini secara khusus akan saya gunakan untuk bercerita sedikit tentang kampus Yuexiu yang elegan, seelegan arti namanya dalam bahasa Mandarin.
Yuexiu memiliki dua kampus. Jarak antara kedua kampus kurang lebih 12,5 km. Citivas akademika kampus sering mengidentifikasi kedua kampus dengan sebutan kampus lama dan kampus baru. Dasar pemberian sebutan tersebut  adalah waktu pendirian bangunan dan sarana kampus. Kampus Jishan (Lama) terletak di pusat kota Shaoxing.Â
Pusat kebudayaan dan pusat keramaian kota sangat mudah dijangkau dari kampus ini. Kampus Jinghu (Baru) terletak di pusat pertumbuhan ekonomi baru Kota Shaoxing. Letaknya sangat dekat dengan Stasiun Kereta Api Cepat Shaoxing Utara (Shaoxing Bei Zhan) dan pusat industri tekstil di distrik Keqiao.
Nama resmi kampus Jishan dan Jinghu  diambil dari elemen bentang alam di lokasi kampus. Kampus Jishan memang terletak di sekitar Gunung Kuaiji ('ji' kependekan dari Kuaji dan 'san' artinya gunung) dan Kampus Jinghu dikelilingi oleh cabang-cabang dari Danau Jinghu. Keindahan bentang alam di lokasi kampus inilah yang membuat Yuexiu menjadi elegan.
Suasana kampus berubah warna sesuai dengan musim dan tingkat kebersihan udara. Di musim dingin saat bersalju, kampus akan memutih. Di musim semi ketika Sakura bermekaran, kampus akan berwarna pink. Di awal musim panas, kampus akan berwarna hijau, menguning, dan kemudian keabu-abuan. Di pertengahan musim gugur, kampus akan dihiasi bunga-bunga matahari.
Kampus Jishan merupakan tempat kuliah mahasiswa jurusan bahasa asing. Di Kampus ini sampai dengan tahun 2018 memiliki tiga belas program S-1 bahasa asing. Sebagian besar dari program bahasa tersebut tidak ada di kampus-kampus bahasa asing berskala besar di daratan Tiongkok.Â
Masyarakat Tiongkok biasanya menyebut bahasa-bahasa tersebut sebagai bahasa asing non-konvensional. Program bahasa tersebut antara lain Bahasa Polandia, Bahasa Arab, Â Bahasa Thai, dan Bahasa Indonesia.Â
Kelas-kelas pada program ini juga sangat kondusif mendukung mahasiswa untuk belajar dan berlatih secara intensif. Kelas-kelas bahasa non-konvesioanal diatur memiliki rombongan belajar berukuran kecil, tidak lebih dari 25 mahasiswa.Â
Sementara rombongan belajar pada program non-bahasa di Yuexiu umumnya terdiri dari 40-90 mahasiswa, dan program bahasa asing konvesional terdiri dari 30-40 mahasiwa. Dua Ikon unik pada Kampus Jishan adalah bangunan-bangunan dengan corak kebudayaan dari bahasa-bahasa target yang dipelajari mahasiswa dan pusat belajar budaya bahasa target, yang disebut Salon Bahasa.
Kampus Jinghu merupakan sentral pengembangan kewirausahaan kampus. Kampus ini juga menjadi pusat penyelenggaraan program non-bahasa yang berorientasi pada internasionalisasi kampus. Program S-1 Manajemen Perhotelan dan Internasional Bisnis memiliki kelas internasional. Program perkuliahan di kelas internasional diselenggarakan secara bilingual (Mandarin dan Inggris) dan menerima mahasiswa internasional.Â
Sebagai pusat latihan kewirausahaan, di kampus Jinghu terdapat Kantor Asosiasi Pembinaan Kewirausahaan yang disponsori oleh alumni. Hotel, Restoran, dan Cafe praktik mahasiswa manajemen perhotelan juga dibuka untuk umum di kampus ini. Danau dan taman di dalam kampus juga dibuka secara gratis untuk umum sebagai tempat wisata pada saat musim semi.
Supaya pembaca tidak bosan, saya cukupkan dulu cerita saya mengenai kampus Yuexiu yang elegan. Saya mencoba menerapkan anjuran Hemingway untuk berhenti sebelum terlanjut meluap ketika menulis. Selain itu juga perhentian ini sekaligus penting bagi saya untuk menyiapkan ide untuk memulai cerita selanjutnya. Jadi sampai di sini, cerita tentang Yuexiu saya cukupkan dulu. Â Akhir kata, tulisan ini bersambung di lain waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H