katakan pada langit yang menghitam bertahun resah terlarung dalam dekapkita kala tangis adalah warna Kala tawa adalah bias di pagi kita aku resah dalam kehampaan ketika syair-syairmu lenyap tak bersisa pun sejuta tanya yang menyingkap di bibir mungilmu tak jua kunjung jadi santapan enam tahunsudah kesah kita adalah desah pagi merangkai kisah di jalan terjal berbatu bersama, dengan kasih yang pincang tak ada lagi tawamu yang ada hanya diam di ranjang putih tak ada lagi tangismu yang ada hanya bibirmu terpaku pasi bangunlah hai matahatiku bangunlah tangisku merebak dalam setiap desah nafasmu hancurnya hatiku menikam setiap detak nadiku kurindu setiap tangismu di pagi hari atau tawamu kala menendang bola di pinggir senja bangunlah matahatiku bangunlah ayah merindukanmu ayah merindukanmu . lembah bulusaraung 031111 : 10:51
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI