"Saya ingin jadi dokter"
"Saya ingin jadi arsitek"
"Saya ingin jadi presiden"
"Saya ingin jadi insinyur"
Itulah jawaban girang anak-anak saat ditanya, "Kalau sudah besar ingin jadi apa?".
Anak-anak punya impian dan cita-cita. Walau jawaban anak-anak terkesan spontan, tapi setidaknya dia punya harapan besar terhadap masa depannya kelak.
Apakah impian dan cita-cita anak anak tersebut akan terwujud dalam 15-20 tahun ke depan? Bagaimanakan cara kita sebagai orangtua mempersiapkannya?
Sebagai orangtua, sudah merupakan tugas kita mempersiapkan masa depan anak-anak dengan sebaik-baiknya. Banyak faktor yang harus dipersiapkan dan direncanakan dengan baik sehingga tidak salah dalam meraih masa depan anak yang cerah.
Ada beberapa faktor yang harus disiapkan dan dipertimbangkan dalam membangun masa depan anak-anak sehingga mampu meraih impiannya. Beberapa faktor tersebut adalah :
A. Bangun karakter anak
“Karakter seorang anak terbentuk terutama pada saat dia berusia 3 hingga 10 tahun. Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk menentukan input seperti apa yang masuk ke dalam pikirannya, sehingga bisa membentuk karakter anak yang berkualitas”
– Sonny Vinn –
Karakter merupakan faktor terpenting dalam perjalanan seorang manusia, karena akan menentukan seperti apa orang tersebut dalam kehidupan pribadi, sosial dan kemasyarakatan. Seseorang yang memiliki karakter yang kuat dan baik akan mampu menghadapi segala macam masalah dan rintangan dalam hidupnya. Dia tidak akan salah jalan dan melakukan sesuatu yang bisa merusak masa depannya.
Generasi yang lahir dari anak-anak yang berkarakter kuat akan mampu menghasilkan dan menciptakan sebuah "kekuatan anak bangsa".
Dalam membangun karakter ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.
Pertama. Berikan contoh dan tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak merupakan peniru yang baik. Dia mampu menirukan sesuatu yang didengar dan dilihatnya dengan cepat. Anak-anak tidak peduli apakah sebuah perbuatan itu baik atau jelek. Apa yang dilihat dan didengarnya maka itulah yang akan dilakukannya.
Tanpa disadari terkadang kita memberikan contoh dan tauladan yang kurang baik. Memang, tujuan kita untuk menutupi sebuah masalah. Tapi tanpa kita sadari, telah memberikan sebuah perbuatan yang kurang baik.
Kedua.Didik sikap disiplin, rajin, bertanggungjawab dan peduli terhadap sesama dan lingkungan sejak anak usia dini.
Sikap disiplin, rajin, bertanggungjawab dan peduli terhadap sesama dan lingkungan akan melahirkan generasi muda yang peka terhadap kesusahan yang dirasakan orang lain. Dia tidak akan menjadi pribadi yang egois, tidak peduli dan acuh terhadap lingkunagannya.
Ketiga.Tanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak
Dengan nilai-nilai agama yang kuat, anak akan terhindar dari berbagai godaan di sekitarnya. Baik melalui teman, media maupun lingkungannya. Dia akan mampu menyaring mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang merugikan orang lain.
B. Bangun komunikasi yang harmonis dengan anak
Saat anak mulai beranjak remaja, banyak perubahan yang terjadi pada diri anak. Saat ini anak merasa dan berpikir, ini gw lho. Sikap mau menang sendiri dan susah diatur akan menonjol dalam usia remaja ini. Perlu sikap kedewasaan dan bijaksana orangtua dalam menghadapi masa pubertas ini.
Dan yang utama sekali adalah komunikasi. Jalin komunikasi yang sejajar dan harmonis dengan anak. Jangan terlalu mendominasi dalam berkomunikasi dengan anak. Ambil sikap sejajar dan seimbang. Sehingga anak merasa ada tempat untuk "curhat" dan menceritakan segala masalah yang sedang dihadapinya. Dengan demikian, sebagai orangtua kita mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi anak dan mencari solusi tepat dalam mengatasinya. Jadilah pendengar yang baik buat anak-anak.
C. Bantu anak dalam memilih dan menentukan masa depan sesuai dengan bakat dan hobinya
Saat anak memasuki usia sekolah menengah, akan terjadi sikap yang lebih realistis dari anak mengenai cita-cita masa depannya dibandingkan saat dia masih anak-anak. Saat ini anak akan mengkolaborasi cita-cita masa depannya dengan hobi dan segala sesuatu yang disukainya.
Sebagian besar anak akan mengambil kesimpulan yang salah mengenai cita-cita masa depannya. Disinilah peran orangtua memberikan pemahaman yang benar mengenai profesi yang akan diambil anaknya. Tugas orangtua hanya memberikan pemahaman dan pertimbangan yang benar, bukan memaksakan suatu profesi kepada anaknya. Biarkan anak menentukan profesi masa depan yang sesuai dengan bakat dan hobinya.
D. Persiapkan dana pendidikan sedini mungkin
Satu-satunya waktu yang tepat bagi orangtua untuk mulai mempersiapkan dana pendidikan anak adalah dikala anak baru lahir. Karena berjalannya waktu, tingkat kebutuhan orangtua juga akan meningkat dan akan mengikis penghasilan yang dialokasikan untuk dana pendidikan anak.
Berdasarkan penelitian, tingkat kenaikan biaya pendidikan di Indonesia hampir sebesar 15% setiap tahunnya. Sedangkan bunga tabungan dan deposito hanya maksimal 6% pertahun.
Itu artinya, jika orangtua menyisihkan dana pendidikan anaknya dan menyimpannya dalam bentuk tabungan atau deposito, maka dalam 5, 10 atau 15 tahun kemudian, orangtua tidak mampu lagi memeberikan pendidikan tinggi kepada anaknya. Hasil tabungan atau deposito beserta bunganya tidak akan mampu menyamai kenaikan biaya pendidikan.
Disinilah perlu kecerdasan dan ketelitian orangtua untuk menyimpan dana pendidikan anaknya dalam bentuk instrumen yang memberikan imbal hasil dan proteksi yang maksimal dan mampu mengimbangi kenaikan biaya pendidikan.
Salah satu instrumen itu adalah Asuransi Pendidikan. Asuransi Pendidikan akan mampu mengatasi beban yang akan dihadapi orangtua di masa depan. Dengan Asuransi Pendidikan, beban pendidikan anak-anak akan dipindahkan dari orangtua ke perusahaan asuransi yang diambilnya.
Jika sesuatu terjadi dengan orangtua terutama ayah, maka perusahaan asuransi akan menjadi orangtua "kedua" anak dalam menempuh dan menggapai cita-cita. Ada proteksi disini, yang tidak akan didapat dari tabungan dan deposito bank.
Banyak perusahaan asuransi yang menyediakan Asuransi Pendidikan. Salah satunya adalah Perusahaan Asuransi Bumiputera.
https://www.facebook.com/amrizal1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H