Mohon tunggu...
Syamsu Alam
Syamsu Alam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar Ekonomi dan Pasar Modal

KISS, Keep it Simple Sob -www.alamyin.com-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecuali Imam Ali

11 Mei 2020   17:44 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:57 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi cerita Bossman Mardigu Sontoloyo, ketika dalam satu pengajian mbahnya, ia bertanya pada kiyainya (yang juga mbahnya sendiri). Ketika mbahnya menyampaikan riwayat St. Aisyah dengan Nabi. Di mana Aisyah memberikan minuman kepada Nabi tetapi rasanya kurang enak. Manis dan agak keasinan. 

Namun Nabi tidak marah, ia hanya memberikan pada Aisyah untuk dicicipi. Dan ternyata Aisyah mencampur gula dan garam. Nah, pada bagian inilah Bossman protes, dan mengajukan pertanyaan pada mbahnya. Bossman berkata, bukannya gula rafinasi itu ditemukan sekitar abad ke-17. Zaman dulu pasti gulanya bisa dibedakan dengan jelas. Hadis itu pasti bohong. Si Bossman diamankan oleh Banzer pengajian (Sumber: video wawancara Mardigu dengan Helmi Yahya).

Dan banyak lagi kisah dan riwayat yang kalau kita nalar dengan otak kritis ala sontoloyo, akan kita temukan bahwa riwayat  itu berpotensi ada pencemaran hadis dan riwayat di dalamnya.

Hingga usia saya yang masuk kepala empat, yang belajar Islamnya dari pesantren kilat di HMI, pengajian lembaga-lembaga formal dan membaca (diskusi) serta mengkonfirmasi hasil bacaan pada guru-guru. Yang borpotensi tersesat. Tetapi, saya tetap saja belajar. Menurut para kiai, ilmu agama itu wajib. Setidaknya atas apa yang kita yakini. Wajib tahu asal-usul dan sistem penjelasnya. Demikian doktrin di HMI.

Sayangnya, kisah-kisah yang berkenaan dengan keluarga Rasulullah Saw khususnya Imam Ali, Fatimah dan kehidupan keluarga sangat sedikit kita jumpai dalam referensi mayoritas umat Islam Indonesia.

Siti Fatimah (Istri Imam Ali) misalnya. Yang kita ketahui secara umum adalah hadis Nabi yang mengatakan, kalau anakku (Fatimah) mencuri saya sendiri  yang akan memotong tangannya. Coba Fatimah dimisalkan menculik. Itu saja yang populer, tetapi kemulian dan perlawanannya terhadap. Khalifah yang berkuasa pasca Wafatnya Nabi. Amat jarang kita temukan. Kenapa?

Apa penyebab perang besar, Perang Jamal  antara pasukan St. Aisyah dengan Pengikut setia (Syiah)  Imam Ali. Kenapa mereka berperang? Apakah perang tersebut berdampak pada  periwayatan hadist setelah itu? Dan seterunya? Ini adalah secuil pertanyaan-pertanyaan yang menyeruak di kepalaku, ketika membaca kisah-kisah klasik.

Salah satu kisah setiap akhir Ramadan yang tragis. Kita selalu diingatkan dengan Syahidnya Imam Ali. Beliau dibunuh di waktu salat terbaik (subuh), dan posisi salat terbaik (sujud). Dst. Menurut riwayat ada yang menyebutkan 19 Ramadan, bertepatan 26 Januari 661 M di Masjid Agung Kufah.

Ibnu Muljam mewakili sosok umat Islam yang brutal, mungkin bisa saya istilah umat islam dengan otak bersumbu pendek. Marahan, ngamukan, dan mudah meledak.

Paragraf-paragraf berikut saya kutip dari situs nuonline.com. "Judulnya Ibnu Muljam Membunuh Imam Ali karena Hoax"

Ibnu Muljam dikenal sebagai orang yang taat dalam beribadah, salat, puasa dan bahkan hafal Alquran. Tapi sayang bacaannya tidak masuk kecuali sebatas sampai batas kerongkongannya. Sehingga mudah termakan oleh berita palsu/ hoaks yang telah disebarkan oleh kaum Khawarij. Mereka menebarkan hoaks yang menyatakan bahwa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun